Harga Bahan Pokok Merangkak Naik, Pakan Mahal Jadi Penyebab

Harga Bahan Pokok Merangkak Naik, Pakan Mahal Jadi Penyebab

RADARTASIK, TASIKMALAYA - Persoalan melejitnya kebutuhan pokok terjadi setiap tahunnya. Biasanya dipicu karena aspek kondisi cuaca, ketersediaan komoditas pertanian, distribusi dan konsumsi.

Pada Juni 2022, kenaikan harga kebutuhan pokok pun terjadi secara nasional, di antaranya telur ayam ras, daging ayam dan cabai.

Harga cabai yang awalnya Rp 61.000 per kilogram (kg), kini menjadi Rp 80.000 - 120.000 per kg. Telur ayam awalnya Rp 26.900 per kg kini Rp 30.000 per kg. Daging ayam Rp 33.750 kini Rp 35.000.

Hal itu, disampaikan langsung oleh Kabid Pengembangan dan Pengendalian Perdagangan-Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya Hendro Haryoko kepada Radar, Selasa (14/6/2022).

Hendro menyampaikan, kejadian kenaikan harga sudah sering terjadi, utamanya pada saat lebaran, cuaca ekstrem, dan hari besar keagamaan. Apalagi untuk saat ini mendekati Idul Adha. 

BACA JUGA: Ace Beri Cash Back hingga Rp 1 Juta

“Kenaikan harga sembako dan sayuran merata di semua daerah, karena dipengaruhi cuaca ekstrem dan pakan ternak yang tinggi. Misalnya cabai disebabkan cuaca dan telur dan daging ayam harga dikarenakan ada kenaikan pakan,” katanya.

Mengingat kenaikan harga pokok tersebut serentak, untuk itu Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya, lewat Bank Indonesia saat Hari Jadi Ciamis membahas persoalan yang bisa menjadi inflasi. 

Dengan antisipasinya, seperti; distribusi harus lancar, kerja sama dengan daerah lain penghasil penyedia komoditas pertanian dan peternakan, serta memperdayakan para petani lokal.

“Oleh karenanya, saat ini terus berusaha menekan harga pokok. Dan yang penting tersedia, ataupun stok aman di pasaran dahulu,” ujarnya.

Selain harga naik, menurut Hendro untuk penurunan ada di minyak goreng curah. Dengan begitu agen-agen pun banyak menjual lebih murah dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 13.500 per liter.

“Kalau HET-kan minyak goreng curah Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg. Sekarang sudah banyak yang turun, dengan menjual Rp 13.500 per liter,” katanya.

Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak-Dinas Ketahanan Pangan  Pertanian dan Perikanan (Diskp3) Cecep Kustiawan SP MP mengatakan, sebanyak 34 peternak ayam petelur dan pedaging di Kota Tasikmalaya. Khususnya peternak ayam petelur di Kota Tasikmalaya bisa hanya bisa memenuhi 30 persen dari rata-rata 13 ton perhari di Pasar Cikurubuk.

BACA JUGA: Bebankan Biaya Kepada Pelanggan, Produsen Dunia Memperkecil Ukuran Produknya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: