Komisi VI DPR: Pernyataan Kemendag Soal Kelangkaan Minyak Goreng Menyakitkan

Komisi VI DPR: Pernyataan Kemendag Soal Kelangkaan Minyak Goreng Menyakitkan

Radartasik.com, Kelangkaan minyak goreng masih terjadi sampai saat ini. Komisi VI DPR memberikan respons atas kondisi tersebut. Apalagi, masyarakat masih sulit mendapatkan minyak goreng dengan harga yang sesuai dengan harga eceran tertinggi. 


Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi menilai pernyataan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bahwa masyarakat melakukan penimbunan minyak goreng, sehingga terjadi kelangkaan, sangat menyakitkan masyarakat. 

Masyarakat menyimpan minyak itu adalah karena kebutuhan, bukan karena ingin menimbun.

“Pernyataan dari Kemendag bahwa kelangkaan minyak goreng salah satunya disebabkan karena penimbunan oleh warga. Tentu ini pernyataan yang sangat menyakitkan, bahkan tuduhan yang tidak menggunakan logika akal sehat,” jelas dia kepada wartawan, Senin (14/3/2022).

Menurut Anggota Fraksi PPP DPR RI tersebut, tidak logis masyarakat kecil lakukan penimbunan. Sebab, barangnya langka dan harganya pun juga sangat tinggi. Oleh karena itu, ia meminta lebih baik Kemendag bersikap profesional dan proporsional dalam menjalankan tugas.

“Menyampaikan statement yang bersifat tuduhan kepada masyarakat itu sama hal dengan buang badan, melempar persoalan kepada orang lain,” tegasnya.

Daripada melempar tuduhan seperti itu, lebih baik Kemendag secara gamblang menjelaskan ke masyarakat terkait tata niaga minyak goreng dari hulu sampai hilir. 

“Kedua, kalau Kemendag tidak mampu mengatur tata niaga minyak goreng ini ya minta maaf saja. Misalnya, tidak bisa kendalikan harga akibat dari ulah spekulan, akibat ulah dari distributor atau pun ulah dari pengepul, atau pun para produsen,” jelasnya.

Pria yang juga Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu berharap ke depannya, Kemendag berhati-hati untuk mengeluarkan pernyataan agar tidak menimbulkan polemik baru di masyarakat.

Sebelumnya, Inspektur Jenderal Kemendag Didid Noordiatmoko mengungkapkan, muncul muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang yakni panic buying

Akibat sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, masyarakat membeli melebihi kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.

Padahal hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng. “Tapi ini baru terindikasi,” ungkap dia beberapa waktu lalu. (jp)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: