radartasik.com, Seorang penjual
cilok di Tasikmalaya, Arkha (24) mendadak tenar setelah melakukan video call bersama Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil. Orang nomor satu di Jawa Barat itu mengapresiasi kemampuannya pemuda tersebut dalam berbahasa inggris.
Rangga Jatnika, Tasikmalaya
Apresiasi itu disampaikan
Ridwan Kamil dalam unggahan video di media sosial pada Senin 14 Februari 2022. Tampak RK berdialog dengan
Arkha menggunakan bahasa Inggris melalui video call.
Dalam postingannya, RK mengapresiasi
Arkha sebagai pemuda yang kreatif. Kesehariannya sebagai penjual
cilok tidak menghalanginya belajar dan mampu mengekspresikan kelihaianya berbahasa inggris. “Walau dagang
cilok di Tasikmalaya, tidak menyurutkan minatnya untuk belajar. Jadilah Kang
Arkha menjadi pedagang
cilok yang mahir berbahasa Inggris,” tulisnya.
Dia pun berharap
Arkha ke depannya bisa melakukan hal-hal besar dengan kemahiran berbahasa Inggris. Salah satunya bisa memperkenalkan kuliner lokal ke dunia internasional. “Suatu saat
Arkha bisa menjadi duta besar Indonesia yang menduniakan
cilok dan mencilokan dunia,” katanya.
Kamis siang (17/2/2022), Radar menemui
Arkha yang sedang berjualan keliling di wilayah Sambong Cikunten Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Kami pun terlibat perbincangan di mana
Arkha bercerita soal pengalaman hidupnya.
Arkha merupakan panggilan dari teman-temannya semasa sekolah. Nama aslinya adalah Ananda Hamdan Yuafi, laki-laki kelahiran Kabupaten Tasikmalaya pada Maret 1998. Dia anak sulung dari pasangan Maman Rusyaman dan Pipin.
Saat ini, dia berdomisili di Sangkali Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi. Sehari-hari dia berjualan
cilok keliling di seputaran Mangkubumi dan Cihideung yang sesekali merespons pembeli dengan bahasa Inggris.
Ketertarikan
Arkha dengan bahasa Inggris sudah muncul sejak kelas 6 SD. Di mana, dia sering nonton film hollywood di TV yang membuatnya memahami dialog bahasa Inggris. “Suka nonton film, salah satunya Fast n Farious yang seri pertama,” ucapnya.
Di sekolah pun, dia lebih serius mempelajari bahasa Inggris secara akademik. Dia pun sempat diminta gurunya untuk ikut dalam beberapa perlombaan seperti puisi dan pidato bahasa Inggris. “Meskipun enggak menang, karena hanya bisa bahasa Inggris tapi enggak bisa pidato atau bikin puisi,” terangnya.
Seiring berjalannya waktu,
Arkha terus mengasah kemampuannya berbahasa Inggris. Meskipun hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMA, dia tetap belajar secara otodidak dengan membaca buku dan menonton film hollywood.
Setelah bekerja di beberapa tempat,
Arkha akhirnya kembali ke Kota Tasikmalaya. Dia memilih berjualan
cilok sebagai upaya membantu orang tuanya dalam hal ekonomi. “Awalnya jualin punya orang lain, sekarang jualan
cilok punya sendiri,” tuturnya.
Awalnya kemampuan bahasa Inggris itu hanya dipendam dalam otaknya saja. Sampai akhirnya, dia memilih untuk mengekspresikannya dalam berbagai aktivitas, termasuk saat melayani pembeli. “Kadang suka ada mahasiswa yang ngajak bicara bahasa Inggris, mungkin ngetes tapi saya senang,” ucapnya.
Seiring berkembangnya era digital, kemampuan bahasa Inggris-nya dia ekspresikan melalui media sosial. Selain untuk mengasah keterampilan, juga upaya mempromosikan
cilok yang dia jual. “Dari pada ngomong sendiri, kan lebih baik dibuat konten,” katanya.
Arkha sangat bahagia bisa berbicara dengan
Ridwan Kamil meski hanya via video call. Tidak dipungkiri hal itu membuatnya lebih tenar di media sosial (medsos). Kondisi itu pun berdampak kepada ketertarikan publik kepadanya. Di mana, dia mulai diminta bantu promosi lewat akun media sosial. “Alhamdulillah sudah ada endorse dari perguruan tinggi dan baju,” ucapnya.
Meskipun ada penghasilan lain, dia tidak berencana meninggalkan aktivitasnya berjualan
cilok. Karena dia ingin konsisten berwirausaha. “Mudah-mudahan usaha
cilok saya bisa semakin besar dan bisa memperkenalkan
cilok ini lebih luas,” katanya. (*)