Hajni, Pasar Seng Makkah Sambut Inisiatif Kemenag Penguatan Ekonomi

Hajni, Pasar Seng Makkah Sambut Inisiatif Kemenag Penguatan Ekonomi

Radartasik.com - Angin segar bakal menghampiri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk ekosistem ekonomi haji dan umrah. Pasca pandemi Covid-19, pelaku usaha pada sektor ini bukan hanya terganggu melainkan sama sekali tak bergerak. 

Di Kota Tasikmalaya, salah satu penyedia perlengkapan haji dan umrah serta oleh-oleh, sempat kesulitan menjual berbagai perlengkapan haji atau umrah. Termasuk makanan dan oleh-oleh, ikut terkena imbasnya lantaran terhentinya keberangkatan haji dan umrah. 

“Sejak pandemi melanda, otomatis oleh-oleh atau perlengkapan haji sepi. Ya...karena keberangkatan ke Tanah Suci sementara dihentikan,” ungkap Haji Imat Ruhimat Sutisna, Owner Hajni, Pasar Seng Makkah kepada radartasik.com, Jumat (18/02/2022). 

“Selama pandemi ini, kesimpulannya yang laku itu hanya makanan. Seperti kurma. Dan sekarang yang lagi tren adalah Abon 32. Kini kami jualan secara online dan pasarnya baru di seputar Jawa Barat,” tambah pria murah senyum ini. 

Produk terbaru dari Hajni Food yaitu makanan khas jenis abon. (dok. Hajni for radartasik.com)

Imat juga menyambut baik atas rencana Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) yang bakal mendorong penguatan ekosistem ekonomi haji dan umrah. Rencana ini tengah dibahas bersama antara Ditjen PHU dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Bank Indonesia.

“Ini menjadi visi dan perhatian bersama, bagaimana kita bisa terus berkontribusi dalam penguatan ekonomi masyarakat melalui penyelenggaraan haji dan umrah,” ucap Dirjen PHU Hilman Latief, Jumat (18/2) dikutip dari JawaPos.com.

Hilman mengatakan, ekosistem haji dan umrah merupakan bagian penting dalam penguatan ekonomi masyarakat, terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Total nominal dana haji dan umrah juga cukup banyak, sehingga dampaknya untuk rakyat Indonesia harus terlihat.

“Dengan dana haji dan umrah yang tidak sedikit, dampaknya untuk Rakyat Indonesia bagaimana? Berapa banyak UMKM dan hasil petani kita yang bisa diekspor dengan pengiriman konsumsi hasil panen kita ke Arab Saudi contohnya. Kesinambungan itulah yang saat ini pemerintah pikirkan dan rencanakan,” jelasnya.

Dirinya menanbahkan, visi ini tidak akan berhasil kalau tidak melibatkan banyak pihak. Untuk itu, keseriusan tersebut harus dijalani dengan konsep yang jelas. 

“Peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan lain-lain juga kita perlukan. Keseriusan pemerintah harus dilakukan dengan konsep matang dan tidak lanjut yang berkesinambungan,” tandas Hilman. (try/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: