Angka Kematian Bayi Jadi Sorotan, Masuk Peringkat Empat Besar se-Jawa Barat

Angka Kematian Bayi Jadi Sorotan, Masuk Peringkat Empat Besar se-Jawa Barat

radartasik.com, SINGAPARNA — Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menunjukkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Tasikmalaya masih menempati posisi 11 besar dan angka kematian bayi baru lahir (AKB) empat besar di 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat.


Catatan tersebut disampaikan oleh Forum Aksi Simpul Belajar Tasikmalaya (Aksara) Kabupaten Tasikmalaya sebagai Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang bekerja sama dengan USAID Madani kepada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (27/1/2022).

Forum Aksara berkomitmen untuk ikut dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Sebagai langkah awal, program diterapkan di dua puskesmas yakni Puskesmas Singaparna dan Sukarame.

Presidium Forum Aksara Luthfi Hizba Rusydia menjelaskan, pihaknya bersama beberapa OMS yang tergabung dalam Forum Aksara ingin berkontribusi dalam mendukung kebaikan di Kabupaten Tasikmalaya terutama dalam bidang kesehatan, salah satunya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA).

Menurut dia, sejumlah permasalahan kesehatan kerap sulit dipecahkan dan terus-menerus berulang. Sampai tren kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Tasikmalaya masih tinggi. Dua variabel tersebut termasuk indikator kemajuan suatu daerah.

“Periode bulan Januari-Agustus 2020 angka kematian ibu (AKI) Kabupaten Tasikmalaya masih menempati posisi 11 besar berjumlah 17 kasus dengan ratio 91/100.000 kelahiran hidup (KH),” terang Lutfhi.

Dia menjelaskan, AKI ini telah jauh melampaui target Provinsi Jawa Barat tahun 2020 yang menargetkan maksimal 85/100.000 KH. Lebih jauh lagi bila dibandingkan dengan target AKI Indonesia sesuai SDGs (Sustainable Development Goals) 2030 untuk mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Sama halnya dengan AKI, di periode yang sama, angka kematian bayi baru lahir (AKB) di Kabupaten Tasikmalaya pun cukup tinggi dengan menempati urutan empat besar jumlah AKB tertinggi di Jawa Barat yaitu 125 kasus dengan ratio 6,67/1000 KH. “Ratio ini masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan target provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 5,2/1000 KH. Kita ingin berkontribusi dalam penyelesaian KIA terutama AKI dan AKB yang masih tinggi,” tambah dia.

Studi dari Forum Aksara, tambah dia, terdapat tiga faktor utama yang menjadi penyebab dari masalah ini, yaitu penerapan standar pelayanan belum maksimal, partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam memberikan masukan perbaikan kualitas layanan KIA masih minim, serta ketersediaan fasilitas yang belum memadai.

Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik upaya dari Forum Aksara dan USAID Madani membantu pemerintah melakukan peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang berujung pada menekan angka AKI dan AKB. “Prinsipnya, kita sambut upaya ini sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya menyelamatkan ibu dan anak,” ucap Cecep.

Dari segi anggaran, tambah dia, dalam aspek kesehatan, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah terutama menyalahkan ketersediaan anggaran. Karena sesuai dengan aturan, bidang kesehatan wajib mendapatkan porsi 10 peraen dari APBD. “Tinggal bagaimana 10 persen itu, digunakan tepat sasaran. Agar nantinya urusan kesehatan tidak ada lagi alasan karena anggaran minim,” terang dia. (dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: