Pemilu Serentak 2024, Ketua Bawaslu: Musuh Bersama Itu Hoax, Hate Speech di Medsos

Pemilu Serentak 2024, Ketua Bawaslu: Musuh Bersama Itu Hoax, Hate Speech di Medsos

Radartasik, KOTA TASIK - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tasikmalaya melakukan Rapat Dalam Kantor (RDK) hukum, humas dan data informasi (Datin), Jumat (27/05/22).

RDK 'Teknik Peliputan dan Membangun Relasi Kehumasan yang Ideal dengan Media,' ini menghadirkan pembicara Pemred Radar Tasikmalaya Koran, Sandy AW dan Pemred Kapol.id, Duddy RS.

Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya, Ijang Jamaludin mengatakan, kerawanan konflik di Pemilu kali ini selain masa kampanye hanya 75 hari, yang dikhawatirkan irisan politik identitas tak balance dengan pemberitaan di madsos.

BACA JUGA:Bulan Depan KPU Jajaki Tahapan Awal Pemilu Serentak

"Saat ini musuh bersama itu adalah hoax, hate speech di medsos. Karena pemilih hari ini mayoritas adalah pengguna medsos," paparnya.

"Apalagi di Pemilu nanti, pemilih milenialnya cukup tinggi hampir 50 persen. Nah yang saya khawatirkan itu justru pelanggaran yang tidak konvensional saya bahasakan," sambungnya.

Diakui dia, Bawaslu memiliki keterbatasan secara teknologi dan infrastruktur. Dengan begitu, media massa yang punya kapasitas ini menjadi stakeholder terpenting di Pemilu nanti. 

BACA JUGA:KPU dan Kemendagri Bangun Kembali Chemistry, Mencari Solusi Masalah Data Pemilih Pemilu 2024

Anggota Bawaslu Bidang Hukum, Humas dan Datin, Rino Sundawa menambahkan, salah satu fungsi kehumasan dalam lembaga publik adalah menjalin relasi dan memberikan informasi.

"Sebagai bentuk keterbukaan sekaligus bentuk pertanggungjawaban publik atas pekerjaan atau kinerja yang telah dilakukan. Bagaimana mengemas berita yang baik, bagaimana peliputannya dan lain sebagainya," tambahnya.

Sementara itu Pemred harian Pagi Radar Tasikmalaya, Sandy AW menuturkan, ada dua peliputan yaitu sifatnya terencana dan insidental.

BACA JUGA:Biayai Tahap Awal Pemilu Serentak 2024, KPU Butuh Anggaran Rp 8 Triliun, Itu untuk Kegiatan di 2022

Dia mencontohkan, liputan politik adalah liputan terencana. Jadi mulai mendesain bagaimana tokoh politik atau calon-calon yang muncul digali, sampai ujungnya seperti apa. Hal ini direncanakan sedari awal.

"Kalau insidental peliputan seperti bencana alam, kecelakaan lalu lintas dan lain sebagainya yang tidak direncanakan atau tak terduga timbul kejadian," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: