Sampah di Kota Menumpuk Akibat Antrean di TPA Ciangir

Sampah di Kota  Menumpuk  Akibat Antrean  di TPA Ciangir

radartasik.com, TAMANSARI — Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir Kecamatan Tamansari, menyulitkan akses utama ke bagian belakang area pembuangan.


Armada pengangkut sampah pun kerap mengantre untuk menyimpan sampah, lantaran sementara ini pembuangan diarahkan ke wilayah depan kompleks TPA.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya H Deni Diyana mengakui hal tersebut sudah terjadi beberapa waktu ini. Antrean armada pengangkut dalam menyimpan sampah kota, membuat areal TPA semakin terlihat penuh.

Padahal, beberapa titik di kawasan seluas 9,5 hektare tersebut. “Kami targetkan dalam jangka waktu satu minggu, kita bisa membuka akses jalan beton yang tertutupi sampah. Sebab, kondisi ini berimbas terhadap kurang maksimalnya pengangkutan sampah menuju TPA akibat antrean, kemudian pemerataan penimbunan sampah di lokasi yang hanya menumpuk secara parsial,” papar Deni disela operasi darurat di TPA, belum lama ini.

Saat ini, di lokasi hanya terdapat dua alat berat yang berfungsi, sementara sampah yang datang setiap hari diangkut 15 armada pengangkut secara kontinyu. Otomatis, proses penurunan sampah terjadi antrean yang menyebabkan layanan pengangkutan secara terjadwal mengalami keterlambatan.

“Ini yang menyebabkan tumpukan sampah di kota beberapa waktu ini terlambat tertangani. Karena kondisi di titik akhir penyimpanan sampah terkendala.

Kami memohon maaf kepada masyarakat, kita sedang upayakan target satu pekan tuntas dan pengangkutan di masyarakat berjalan lancar kembali,” harapnya.

Pihaknya juga berencana melakukan penataan ulang area TPA. Mengoptimalkan lahan-lahan lain untuk menyimpan sampah yang setiap harinya mendekati ambang batas. Termasuk, melakukan pembebasan lahan warga untuk memperluas area pembuangan.

“Ini kan mayoritas sampahnya ada di depan, kita akan coba tata kelola ulang agar penyimpanan bisa di area belakang juga, supaya tampak depan TPA tidak terlalu menggunung,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan DLH Kota Tasikmalaya Iwan Setiawan menuturkan kapasitas titik akhir pembuangan sampah sejatinya di Tahun 2022 itu sudah di angka 18,5 hektare untuk menampung sampah yang ditimbulkan masyarakat se-Kota Resik.

“Kalau usia awal itu menurut kajian sampai 15 tahunan, tetapi sekarang juga terus dioptimalkan namun memang sudah mendekati titik jenuh, karena tidak kurang dari 100-an ton yang diakut ke TPA dari kota,” keluhnya.

Sebelumnya diberitakan, salah satu bagian penanganan sampah yakni keberadaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Di Kota Tasikmalaya, penempatan TPS sendiri masih menjadi kendala di banyak lokasi.

Seperti halnya di RW 1 Kelurahan/Kecamatan Purbaratu, di mana penempatan kontainer sampah terus berpindah-pindah. Hal ini menyulitkan warga dan pegiat pengelolaan sampah di lingkungan tersebut.

Ketua RW setempat, Irfan Taufik menyebutkan bahwa wilayah Kelurahan Purbaratu memiliki kontainer untuk menampung sampah sejak tahun 2017. Namun penempatannya tidak pernah jelas dan berpindah-pindah. ”Pernah di lokasi yang sekarang dibangun jalan Lingtar, terus ke Cikaracak, terus ke Sukajaya,” ucapnya kepada Radar, Rabu (8/12/2021).

Belum permanennya penempatan kontainer, karena di pertengahan muncul penolakan warga. Maka dari itu, pihaknya berharap Dinas Lingkungan Hidup bisa membantu memberikan solusi kepada warga. “Ada tanah carik tapi akses jalannya tidak memadai,” ungkapnya.

Padahal, di lingkungan tersebut suA­dah ada warga yang sadar untuk meA­ngelola sampah rumah tangga di masA­A­yaA­rakat. Namun ketika lokasiA­nya berpindah-pindah, jadinya meA­nyulitA­kan. ”Sekarang kontainer itu diA­temA­patkan di Kantor Kecamatan, kataA­nya untuk sementara,” ucapnya. (igi/rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: