Korban Bentrok Dua Kelompok Petani Ternyata Ketua Majelis Dzikir dan Ketua Bumdes
Reporter:
radi|
Rabu 06-10-2021,09:25 WIB
Radartasik.com, MAJALENGKA — Bentrok dua kelompok petani di lahan HGU Pabrik Gula Jatitujuh, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, yang menewaskan Suenda dan Yayat meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Tak hanya itu sejumlah pihak pun menyesalkan dan ikut mengecam terjadi bentrok tersebut, terlebih lagi telah menimbulkan korban jiwa.
Kedua korban Selasa (05/10/2021) kemarin dimakamkan di tempat pemakaman umum di desanya masing-masing. Suenda dimakamkan di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Sedangkan Yayat (36) dimakamkan di Desa Jatiraga, Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka.
Suenda di desanya dikenal sebagai tokoh masyarakat sekaligus ketua Padepokan Awaliah yang merupakan sebuah majelis dzikir. Sementara Yayat, selain sebagai petani penggarap lahan tebu dia juga adalah ketua Bumdes Jatiraga.
Kedua keluarga korban nampak tidak bisa menahan kesedihan akibat meninggalnya kedua orang yang mereka cintai tersebut. Terlebih lagi keduanya meninggal secara tragis akibat bentrok dan penganiayaan.
Di tempat terpisah, Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd menyatakan mengutuk keras insiden bentrokan berdarah antara masyarakat di Kecamatan Jatitujuh dengan massa dari F-Kamis Kabupaten Indramayu. Terlebih lagi dua warganya menjadi korban dalam bentrokan tersebut.
“Saya sangat menyayangkan bentrokan massa petani penggarap lahan PG Jatitujuh II dengan F-Kamis di perbatasan lahan pabrik gula Majalengka-Indramayu,” kata Karna.
Olehg karena itu Bupati meminta kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan memproses secara hukum yang berkeadilan. “Kepada keluarga korban, saya minta untuk bersabar dan bertawakal. Tentu sangat berat menerima kenyataan. Semua orang pasti menyesalkan,” ucap Karna.
Karna juga akan meminta pihak PG Jatitujuh segera mencari solusi dan memastikan para petani penggarap lahan tanam tebu mendapat jaminan keselamatan.
“Saya akan mengambil langkah tegas mencari solusi agar tidak terus berulang. Agar rakyat kami tidak menjadi korban terus. Kasihan mereka itu petani untuk cari kehidupan,” tegas Karna. (ono/yud/rc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: