Perajin Kain Sutra Banjir Orderan
RADARTASIK, TASIKMALAYA - Kelompok pengrajin kain tenun sutra yang berada di Kampung Karanganyar 2 RT/RW 03/06 Desa Cipondok Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya terus dibanjiri orderan pascalibur lebaran.
Sekretaris kelompok, Andriyana mengatakan, pemesanan kain tenun sutra tradisional yang diproduksi dengan alat tenun sangat sederhana itu kini kembali ramai.
“Selama dua minggu pesanan itu bisa sampai 25-50 pcs. Kita kirim ke penampung yang ada di Kabupaten Garut yakni viera sutera,” ujarnya kepada Radar, Rabu (11/5/2022).
Andriyana mengatakan, kain tenun sutra asli buatan pengrajin asal Cipondok ini, telah banyak dipesan oleh para desainer ternama untuk dijadikan baju selendang, hingga pakaian setelan kebaya batik serta berbagai motif pakaian lainnya.
BACA JUGA: 14 Mobil Desa di Tasikmalaya Sudah Hilang, Ketua DPRD: Jangan Dipakai Urusan Keluarga
“Untuk harga jual kain sutra sangat bervariatif, mulai dari Rp 700.000 hingga jutaan rupiah, tergantung motif dan jenisnya. Sementara itu, jenis kain tenun sutra yang diproduksi ada beberapa jenis. Namun yang banyak dipesan jenis sulam,” ujar dia.
Andriyana menyebutkan, dalam pembuatan kain sutra ini, memberdayakan pemuda yang ada di wilayahnya. Tidak menggunakan tenaga dari luar daerah. Hal itu dilakukan, agar ada regenerasi. Kebetulan mayoritas pekerjanya merupakan para pemuda.
“Alat tenun yang ada di kelompoknya, jumlahnya mencapai 30 alat tenun manual. Pekerjanya berjumlah 40 orang. Mereka dibagi tugas, ada yang bagian tenun, membuat benang, menggulung benang dan budidaya ulat sutra,” ujar dia, menjelaskan.
BACA JUGA: Rem Blong, Tronton Terguling di Tanjakan Gentong, Tasikmalaya, Muatannya Menimpa Mobil Innova
“Untuk membuat kain sutra, dibutuhkan sebanyak 50 kg kokon kepompong. Dari jumlah itu menjadi 5 kg benang yang bisa dibuat kain sutra menjadi 20-30 pcs berukuran 2,5x1,15 meter. Hampir setiap satu bulan sekali mengirimkan pesanan, itu pun tergantung permintaan. Dan yang dikirim berupa bahan jadi yang masih mentah,” kata dia.
Ketua kelompok, Kendra Gunawan menambahkan, kini para anggota tidak hanya menghasilkan kokon saja, melainkan sudah mampu memproduksi kain hingga ke pewarnaan. Bahkan, permintaan kain yang dihasilkan cukup banyak.
“Kami terus membina mereka bukan hanya budidaya ulat sutra, namun diajarkan juga cara memintal dari kokon menjadi benang. Selain itu, kami juga memberikan pelatihan cara menenun kain dengan bahan baku benang sutra,” ucapnya. (obi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: