Dapat Tekanan Karena Pakai Uang Bansos, Perangkat Desa Ini Nekat Gantung Diri

Dapat Tekanan Karena Pakai Uang Bansos, Perangkat Desa Ini Nekat Gantung Diri

Radartasik.com, BATANG — Seorang perangkat desa di Wonobodro Kecamatan Blado Kabupaten Batang ditemukan tewas gantung diri, Selasa (14/09/2021) lalu. Korban bernama Sudirno (53) itu sehari-hari menjabat sebagai Kaur Perencanaan Desa Wonobodro. Ia ditemukan tergantung di sebuah rumah kosong di depan balai desa setempat menggunakan tali plastik. 

Saat diketemukan, di dekat tubuh korban didapati sebuah “surat wasiat” yang berisi pengakuan korban yang telah menyelewengkan dana bansos PKH, dan mendapat tekanan dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Kepala Desa Wonobodro, Sri Indahsah mengatakan penemuan tubuh Sudirno yang meninggal gantung diri itu berawal saat istri korban kebingungan mencarinya suaminya yang tak kunjung pulang saat waktunya makan siang. Lantas sang istri berusaha mencarinya ke rumah kosong yang biasa dirawat oleh suaminya tersebut.

“Saat buka pintu, Pak Dirno sudah bunuh diri. Ditemukan sekitar pukul 12.30,” kata Kepala Desa Wonobodro, Sri Indahsah di balai desa setemapt, Rabu (15/09/2021).

Sri mengaku tidak tahu masalah apa yang dihadapi perangkat desanya sehingga nekat bunuh diri. Pasalnya setiap kali ditanya persolan yang dihadapinya korban tidak mau menjawab.

“Kalau saya tanya, jawabannya itu masalahnya sendiri, tidak usah ikut-ikut, malah ikut pusing. Begitu katanya,” tutur Sri seraya menambahkan jika Sudirno sudah beberapa kali tidak masuk kantor. 


Sementara itu, Sekretaris Desa Wonobodro, Sutikno mengungkapkan jika selama ini korban turut membantu penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH). Diantara desa yang dibantu menyalurkan PKH-nya oleh korban adalah Desa Gerlang yang disebut pada surat wasiat korban. 

“Kalau yang menyalurkan kan pendamping PKH, mungkin dia membantu pendamping,” bebernya.

Terpisah Kadus Gerlang, Desa Gerlang, Agus Riawan mengungkapkan jika Sudirno pernah mengakui kepada dirinya telah menggunakan uang bansos PKH sekitar Rp150 juta untuk keperluan pribadi. Dana PKH yang dipakai itu pada tahun anggaran 2019. 

Ketika ditanya apakah dirinya tahu jika korban mendapat tekanan dari LSM terkait pengunaan dana bansos tersebut, Agus menegaskan dirinya tidak mengetahuinya. Ia hanya tahu Sudirno ikut menjadi supplier e-warung di beberapa desa penerima bansos.

“Saya tahunya di surat wasiat itu. Kalau Gerlang memang digelapkan,” ucapnya.
 
Sementara itu Kapolsek Blado, AKP Budi Prayitno membenarkan adanya informasi seorang perangkat desa yang diketemukan gantung diri. “Iya. Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan,” ujarnya. 

Catatan: Informasi di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat. (radartegal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: