Kebutuhan Hewan Kurban untuk Jabar Sekitar 300 Ribuan Ekor
Reporter:
radi|
Selasa 22-06-2021,15:13 WIB
Radartasik, BANDUNG — Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat (Jabar) meyakini ketersediaan stok hewan kurban menjelang Idul Adha tahun ini untuk Jawa Barat akan tercukupi. Sebab, kemampuan para peternak di provinsi tersebut dan daerah lain dinilai masih sangat baik.
Kepala bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar Supriyanto mengatakan, tahun ini diperkirakan akan terjadi kenaikan permintaan hewan kurban sebesar 2,7 persen.
''Jumlah ini meningkat menjadi 301.938 ekor hewan kurban dari beragam jenis, sedangkan tahun lalu hanya 294 ribu ekor,''katanya kepada Jabarekspres.com, Selasa, (22/06/2021).
Dia menuturkan, untuk tingkat kesehatan hewan, pihaknya memastikan agar hewan kurban yang dijual ke masyarakat harus dalam kondisi sehat dan layak.
Melihat tahun lalu, berdasarkan hasil pemeriksaan langsung ditemukan 5,3 persen hewan yang tidak layak untuk dijasikan hewan kurban.
Kebutuhan hewan kurban biasanya dipasok dari para peternak loka di Jawa Barat. Namun, jika ada peningkatan maka pihaknya akan meminta pengiriman kebutuhan sapi ke daerah lain seperti Jawa tengah dan Jawa timur.
Untuk Hewan Sapi perternak di Jawa Barat masih belum bisa memenuhi permintaan, sehingga pada 20 Juni kemarin telah dikirim sebanyak 11.500 hewan sapi dari jateng dan jatim.
Untuk Hewan yang didatangkan dari luar Jawa Barat, pihaknya menjamin tidak ada hewan yang bermasalah dengan kesehatan. Sebab, sebelum melakukan pengiriman, hewan sapi sudah melakukan pengecekan.
“Kita yakini hewan-hewan yang dikirim dari luar provinsi Jabar itu dalam keadaan sehat, karena kita ada punya dokter hewan di pintu-pintu masuk itu untuk mengecek kesehatan hewan tersebut,” katanya.
Supriyanto menambahkan, salah satu penyakit hewan kurban yang sering menjadi ancaman adalah Antraks. Namun, pihaknya menjamin, bahwa hewan-hewan kurban yang ada di Jawa Barat terbebas dari penyakit itu.
“Sudah sebelas tahun ini (sejak 2009) tidak ada lagi ditemukan penyakit antraks. Sudah dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah,” pungkas dia. (mg1/yan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: