Lokakarya 2 Angkatan 2 Guru Penggerak se-Kabupaten Tasikmalaya

Lokakarya 2 Angkatan 2 Guru Penggerak se-Kabupaten Tasikmalaya

RADARTASIK.COM, TASIK - Puluhan calon guru penggerak se Kabupaten Tasikmalaya mengikuti kegiatan Lokakarya 2 Angkatan 2 Guru Penggerak se Kabupaten Tasikmalaya bertempat di Aula Hotel City, Sabtu (19/6/2021).

Plt Sekdis Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Dindin Saepudin mengatakan, lokakarya Calon Guru Penggerak (CGP) yang diikuti oleh para guru dan kepala sekolah dari berbagai tingkatan. Mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA/SMK se Kabupaten Tasikmalaya, dengan jumlah peserta dari TK 12 orang, SD 12 orang, SMP 21 orang dan SMA/SMK 25 orang. 

"Ini sudah berjalan selama dua bulan dan sudah menyelesaikan modul pertama. Selanjutnya kegiatan ini dilaksankan selama 9 bulan dengan program daring dan luringnya itu dilaksanakan sebulan sekali," ujarnya kepada Radar saat ditemui di hotel city.

Dindin mengungkapkan, kegiatan ini sebagai evaluasi dan dilaksanakan monev oleh penyelenggara dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK-PLB) Bandung. 

Peranan guru penggerak ini, ujar dia, sebagai calon guru penggerak yang nantinya setelah selesai dan mendapatkan sertifikat bisa menjadi calon guru pemimpin di daerahnya masing-masing. Dan ini program dari Dirjen GTK dengan belajar pancasila yang di dalamnya ada 3 program prioritas, guru penggerak, sekolah penggerak dan guru berbagi.

Untuk program guru Penggerak di Kabupaten Tasikmalaya masuk diangkatan ke dua dan mudah-mudahan di angkatan ke 6 nanti, akan bertambah guru-guru penggerak di Kabupaten Tasikmlaya.

"Dengan demikian, para guru penggerak ini bisa menjadi pemimpin dan bisa di angkat menjadi kepala sekolah atau  pengawas setelah lolos dan lulus dari kegiatan ini," ucapnya.

Jadi lanjut Dindin, nanti untuk pengadaan kepala sekolah yang kosong itu, tidak melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) yang memang cukup mengeluarkan anggaran dari Pemerintah Daerah. 

Dengan program Calon Guru Penggerak ini, diharapkan  bisa meminimalisir anggaran dari daerah. Pasalnya kegiatan ini alokasinya dari Kementerian.

"Guru-guru yang lain itu harus termotivasi dengan program guru pengegrak dan semua guru harus mengikuti guru penggerak. Memang masuk seleksi guru penggerak sangat sulit tahapannya, jadi tidak asal masuk menjadi guru penggerak," kata dia menjelaskan.

Di tempat yang sama, Sri Hernawati Kepala SDN Cintawana sekaligus Pengajar Praktek dalam Lokakarya, menyebutkan pada kegiatan lokakarya ini selama pendidikan guru penggerak yang 9 bulan itu, diadakan 9 kali. Jadi satu bulan satu kali dan sebelumnya telah dilakukan pendampingan kepada calon guru penggerak. 

"Calon Guru Penggerak itu, proses belajarnya melalui daring setiap hari. Jadi mempelajari modul-modul hingga 10 modul, setelah belajar daring kemudian di tindaklanjuti dengan pendampingan oleh pengajar praktik," ujar dia.

Sri menjelaskan, setelah pendampingan selama satu hari ke sekolahnya, jadi pengajar praktik itu berangkat ke sekolah Calon Guru Penggerak itu mengadakan pendampingan untuk menindaklanjuti pembelajaran apa yang didapatkan dari Learning Management System (LMS) atau belajar melalui elektronik.

Setelah pendampingan, kemudian diadakan lokakarya. Jadi semua CGP dari se Kabipaten Tasikmalaya berkumpul di sini itung-itung bersilaturahmi antar CGP. Karena kalau belajar melalui IT hanya bertemu lewat zoom saja, namun sekarang bertemu secara luring itung-itung refreshing bertemu dengan dari dinas pendidikan.

"Yang dipelajari di dalam lokakarya ini, diantaranya bahan bahan yang nantinya akan diajarkan lagi di bulan berikutnya. Kalau yang sekarang ini, lokakarya ke dua yang diajarkan materi tentang komunitas praktis di lingkungan sekolahnya masing-masing," kata dia menerangkan.

Saat ini, lanjut dia, namanya pendidikan Calon Guru Penggerak. s
Setelah 9 bulan nanti, kalau dinyatakan lulus menjadi Guru Penggerak. Jadi mereka itu harus menggerakan dan mentrasnformasikan pendidikan baik itu di sekolahnya masing-masing, di komunitas satuan pendidikannya atau pun di luar sekolahnya.

Perubahan-perubahan yang ada sekarang, diantaranya mengaplikasikan atau mengimplementasikan tentang pilosofi Kihajar Dewantoro untuk mewujudkan profil Pancasila yang sekarang sedang didengungkan melalaui Guru Penggerak.

"Sekarang mereka sedang di godog selama 9 bulan. Tujuan akhirnya menginginkan suatu hasil siswa peserta didik itu, yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Sisi krakter siswanya itu nanti akan benar-benar terwujud. Insya Allah setelah 9 bulan ini, mereka ini sudah siap untuk mencetak anak-anak didik mewujudkan Profil Pelajar Pancasila," kata dia menegaskan. (Obi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: