Refleksi Hari Guru Nasional: Menjaga Cahaya Ilmu, Meneguhkan Izzah Guru

Refleksi Hari Guru Nasional: Menjaga Cahaya Ilmu, Meneguhkan Izzah Guru

Abdullah Mufti Nurhabib, M.Pd.I, Pendidik di SMPIT Daarul Anba Kota Tasikmalaya. istimewa for radartasik.com--

BACA JUGA:Jelang Musrenbang 2026, Forum Kota Sehat Kota Tasikmalaya Dorong Usulan Selaras SPM

Sementara di daerah pedalaman, guru masih mengajar di ruang kelas sederhana, sinyal internet lemah, dan fasilitas terbatas. 

Kesenjangan inilah yang menjadi PR besar bangsa.

Islam mengajarkan al-‘adl (keadilan), termasuk dalam akses ilmu karena anak-anak di pelosok pun berhak mendapatkan pendidikan terbaik, sebagaimana anak-anak yang tinggal di kota.

Penjaga Cahaya Ilmu yang Masih Hadapi Ujian Berat

BACA JUGA:Dari Jumat Malam ke Minggu Pagi, Jejak 36 Jam Pesta Oplosan yang Merenggut Dua Remaja Tasikmalaya

Profesi guru adalah karamah (kemuliaan).

Tetapi banyak guru kita justru hidup dalam kondisi yang tidak mencerminkan kemuliaan itu.

Beberapa realitas yang masih kita saksikan di antaranya:

1. Guru honorer dengan upah tidak layak, padahal waktunya sama, pengabdiannya sama, dan amanahnya sama.

BACA JUGA:FAJI Tasikmalaya Lolos ke Porprov Jabar 2026 Usai Raih Tujuh Podium di Sungai Cisadane

2. Administrasi yang menumpuk, membuat sebagian guru lebih banyak mengisi laporan daripada membina murid.

3. Kepastian status kepegawaian yang belum merata, membuat guru bekerja dalam ketidaktenangan.

4. Ekspektasi publik yang tinggi, namun tidak selalu diikuti penghargaan dan dukungan.

Rasulullah SAW. bersabda:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: