Kekurangan 6.000 Guru Jadi Alarm Serius Dunia Pendidikan Tasikmalaya, Bebani 1.342 Sekolah
Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi. istimewa for radartasik.com--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM — Peringatan Hari Guru Nasional, Selasa 25 November 2025 di Kabupaten TASIKMALAYA diwarnai ironi.
Di tengah apresiasi untuk para pendidik, muncul fakta bahwa daerah ini sedang menghadapi krisis serius, kekurangan sekitar 6.000 guru.
Kondisi ini terjadi di 1.342 sekolah, terdiri dari 1.056 SD dan 286 SMP yang tersebar di 39 kecamatan dan 351 desa.
Secara rata-rata, setiap sekolah kekurangan sedikitnya empat guru.
BACA JUGA:Longsor Gerus Area Parkiran Rumah di Tasikmalaya
Situasi tersebut membuat beban kerja guru yang ada meningkat tajam, bahkan banyak di antaranya harus mengajar di luar bidang keahlian.
Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi, menegaskan persoalan ini tidak lagi bisa dipandang ringan.
“Kekurangan guru bukan hanya soal jumlah, tetapi juga menyangkut pemerataan dan kualitas pendidikan,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Selasa 25 November 2025.
Asep menilai guru adalah komponen utama dalam keberlangsungan pendidikan. Kekurangan tenaga pendidik, kata dia, langsung berimbas pada mutu pembelajaran dan berdampak pada siswa.
BACA JUGA:Pemkot Tasikmalaya Janji Lindungi dan Sejahterakan Guru
“Kalau gurunya kurang, pembelajaran pasti tidak maksimal. Anak didik yang akhirnya dirugikan,” tegasnya.
Dengan terbatasnya ASN, tenaga honorer kembali menjadi penopang utama di lapangan. Mereka tetap mengajar dengan dedikasi tinggi meski belum memperoleh penghargaan dan kesejahteraan yang layak.
Asep menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah mengajukan penambahan formasi guru melalui seleksi ASN maupun PPPK. Namun demikian, kewenangan pengangkatan tenaga pendidik berada di Pemerintah Pusat.
“Kami hanya bisa mengusulkan. Kuota dari pusat sejauh ini masih jauh dari kebutuhan riil di lapangan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: