Syarat Swadaya Rutilahu Disorot, Warga Miskin Ekstrem Kota Tasikmalaya Terancam Tak Terbantu
Iin (46), warga Kampung Sinargalih, Tamansari, Kota Tasikmalaya duduk di dalam rumahnya yang pernah rubuh, Selasa 17 November 2025. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Sistem verifikasi dan persyaratan Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kota TASIKMALAYA kembali menjadi sorotan setelah salah satu rumah warga miskin ekstrem di Kelurahan Tamansari tak kunjung mendapatkan perbaikan.
Rumah panggung milik Iin (46) di Kampung Sinargalih sudah satu tahun mengalami kerusakan berat. Atap bocor, dinding papan berlubang, dan lantai nyaris ambruk.
Namun meski kondisi fisiknya telah dilaporkan dan ia terdata sebagai warga miskin ekstrem, rumah tersebut tidak lolos verifikasi Rutilahu.
Bukan karena kriterianya tidak terpenuhi, tetapi karena syarat yang dianggap tidak realistis bagi warga miskin: kewajiban menyediakan swadaya berupa uang.
Lurah Tamansari, Iwan Kurniawan, menyebut bahwa komponen swadaya menjadi salah satu hambatan terbesar dalam program Rutilahu.
Banyak warga miskin ekstrem akhirnya tidak bisa mengakses bantuan, meski kategori mereka sangat membutuhkan.
“Swadaya itu syarat yang tidak semua orang mampu. BKM selalu menanyakan, ‘Swadayanya punya berapa?’ Padahal kondisi ekonominya sulit,” kata Iwan kepada Radar Tasikmalaya, Rabu 19 November 2025.
Ia menjelaskan bahwa meski pemerintah menyalurkan bantuan Rp20 juta, penerima tetap diwajibkan menyiapkan dana pendamping.
BACA JUGA:Truk Bertonase Besar Dilarang Melintasi Tanjakan Gentong Tasikmalaya Selama Nataru
“Itu yang membuat banyak warga tidak lolos verifikasi,” tambahnya.
Ketika Radar Tasikmalaya meninjau lokasi pada Selasa 18 November 2025, kondisi rumah Iin tampak memburuk.
Struktur kayu melemah, terpal penutup atap robek di berbagai sisi, dan bilik dinding menghitam karena cuaca. Lantai papan pun bergoyang saat diinjak dan beberapa celahnya memperlihatkan tanah di bawah rumah.
Ketua RW 7, Agus, mengatakan sistem bantuan saat ini lebih banyak menolong kebutuhan darurat, tetapi tidak menyentuh perbaikan struktural yang dibutuhkan warga miskin ekstrem.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: