Pemerhati Pendidikan Desak Evaluasi Program MBG di Kota Tasikmalaya, Ingatkan Risiko Keracunan
Ilustrasi pelajar SD dan SMP sedang menyantap MBG. istimewa for radartasik.com--
BACA JUGA:Magang Bergaji Setara UMP Dibuka 15 Oktober 2025, Simak Mekanismenya
Lebih jauh, Murjani menguraikan analisisnya terkait penyebab kasus keracunan yang ramai di luar daerah.
Menurutnya, masalah muncul karena makanan dimasak malam hari lalu baru disajikan siang hari. Kondisi itu membuat makanan basi dan tidak layak konsumsi.
“Kalau dapurnya melayani sampai ribuan porsi dan jaraknya jauh, mereka terpaksa masak tengah malam. Hasilnya siang sudah tidak fresh. Inilah yang bisa memicu keracunan,” jelasnya.
Sebagai solusi, Murjani mengusulkan agar jumlah dapur MBG diperbanyak dan lokasinya didekatkan ke sekolah-sekolah.
BACA JUGA:Publik Desak Transparansi, Inspektorat Kota Tasikmalaya Investigasi Dugaan ASN di Proyek MBG
Dengan begitu, pengelolaan lebih terfokus dan kualitas makanan bisa lebih terjaga.
“Kalau per dapur hanya melayani 500 sampai 1.000 porsi, masak pagi lalu disajikan siang hari pasti aman. Tidak perlu lagi masak jam 12 malam. Jadi lebih sehat dan anak-anak pun terlindungi,” sarannya.
Murjani juga menyoroti peran pengawasan dari legislatif dan dinas terkait. Ia menegaskan Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya serta KCD harus turun langsung mengawasi jalannya program.
“Jangan sampai tidak ada respon. Program ini sangat penting untuk pendidikan masa depan anak-anak. Apalagi di Kota Tasikmalaya, rata-rata pendidikan masih sampai SMP. Dengan adanya MBG, anak-anak lebih semangat sekolah karena ada fasilitas makan siang gratis,” ungkapnya.
BACA JUGA:Sekolah dan Siswa Dirugikan, Program MBG di Kota Tasikmalaya Harus Transparan
Ia berharap, segala persoalan teknis maupun dugaan penyimpangan dalam program MBG segera dibereskan.
Menurutnya, tujuan mulia Presiden Prabowo dalam menyiapkan generasi berkualitas jangan sampai tercoreng oleh lemahnya pengawasan dan kelalaian pengelola di lapangan.
“Intinya program harus jalan terus. Jangan hari ini jalan, besok berhenti. Mudah-mudahan pemerintah lebih serius mengevaluasi, pengelola dapur lebih bertanggung jawab, dan anak-anak kita bisa mendapatkan manfaatnya dengan baik,” pungkas Murjani.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: