Nasib Petani di Tasikmalaya Kian Terjepit, Anggaran Minim hingga Pupuk Dijual di Atas HET

Nasib Petani di Tasikmalaya Kian Terjepit, Anggaran Minim hingga Pupuk Dijual di Atas HET

Keindahan lahan pertanian di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. ujang nandar / radartasik.com--

BACA JUGA:Paket Ekonomi Baru: Ada Minyak Goreng Gratis, Diskon PPN Hingga Relaksasi KPR

“Saat kami mencari beras organik, Dinas Pertanian sendiri menyatakan stoknya kosong,” ungkap Dani.

Di sisi lain, beban petani semakin berat akibat carut-marut tata niaga pupuk bersubsidi. 

Abah Uyung, petani asal Tasikmalaya, mengaku sering mendapati pupuk dijual melebihi HET di sejumlah wilayah seperti Taraju, Sodonghilir, dan Bojonggambir.

“Stok pupuk sebenarnya aman, tapi ada pengecer yang menjual di atas HET. Ini yang seharusnya diawasi pemerintah,” ujar Abah Uyung.

BACA JUGA:18 Juta Keluarga Akan Terima Minyak Goreng Gratis 2 Liter per Bulan

Menurutnya, kenaikan harga biasanya dibungkus dengan alasan tambahan biaya, mulai dari administrasi hingga transportasi. 

Namun, alasan itu tidak pernah dibuktikan. 

“Kalau diminta nota, tetap ditulis sesuai HET. Jadi kenaikan harga itu tidak pernah jelas asal-usulnya,” tuturnya.

Kondisi ini menambah panjang daftar masalah yang dihadapi petani di Tasikmalaya. 

BACA JUGA:Lawan Narkoba, Forum P4GN Kota Tasikmalaya Tingkatkan Kolaborasi Lintas Sektor

Dengan anggaran yang minim, hasil pertanian organik yang hilang dari pasar, hingga pupuk yang dijual di atas HET, kesejahteraan petani seolah terus menjauh. 

Padahal, tanpa peran mereka, ketahanan pangan nasional akan rapuh.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait