Empat Dekade Terlupakan, Kisah Warga Purbaratu Kota Tasikmalaya yang Hidup dan Mati dalam Sunyi

Senin 03-11-2025,13:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

Namun kisah Usep menunjukkan bahwa di tingkat lapangan, banyak program hanya berhenti di data dan laporan, tidak pernah benar-benar sampai ke pintu rumah warga yang membutuhkan.

Potret Senyap Kesenjangan

Kini, rumah kayu tempat Usep terbaring selama 40 tahun itu kembali sepi. 

BACA JUGA:Ubah Foto Jadi Seindah di Dunia Dongeng dengan Prompt Gemini AI Bahasa Indonesia, Kelihatan Nyata Banget!

Di atas ranjangnya, hanya tersisa lipatan selimut dan radio kecil yang masih menyala. 

Seakan menjadi saksi betapa panjang perjalanan hidup seseorang bisa berlangsung tanpa suara, tanpa pernah benar-benar diperhatikan.

“Dia sabar banget orangnya. Kalau malam suka dengerin radio, kalau bulan puasa, ikut puasa juga,” kenang Una, menahan air mata.

Tiga hari sebelum meninggal, Usep tak lagi mau makan. 

BACA JUGA:Tasikmalaya Jadi Tuan Rumah Babak Kualifikasi Catur Porprov Jabar 2026, 500 Atlet Siap Adu Strategi

Hanya berbaring diam, sesekali meneguk air. 

Dan pada pagi yang basah itu, perjuangannya berakhir dalam keheningan.

Lupa di Tengah Ramai Program

Kisah Usep membuka kembali kenyataan bahwa di tengah berbagai klaim keberhasilan pembangunan dan penurunan angka kemiskinan, masih ada warga Tasikmalaya yang hidup di luar jangkauan sistem. 

BACA JUGA:Honda EM1 e Motor Listrik Paling Dicari Indonesia, Senyap, Ringan, Lincah dan Modern

Mereka memiliki kartu bantuan, tetapi tidak tahu cara menggunakannya. Mereka tercatat di data, namun tak tersentuh oleh pelayanan.

“Banyak warga yang punya KIS, tapi bingung mau mulai dari mana. Kadang mereka takut biaya tambahan, atau malas karena jauh dari puskesmas,” kata seorang tenaga kesehatan di Purbaratu yang enggan disebut namanya.

Kategori :