Bagi banyak keluarga seperti Usep, birokrasi adalah tembok tinggi. Antara hak dan kenyataan, ada jarak yang tak bisa dijangkau hanya dengan kartu.
Sebuah Pertanyaan untuk Kita Semua
BACA JUGA:STTC Wisuda Mandiri Perdana, 151 Lulusan Siap Bersaing di Dunia Kerja
Usep telah pergi.
Tapi kisahnya belum selesai.
Ia meninggalkan pertanyaan besar bagi semua pihak, bagaimana mungkin, di sebuah kota yang punya begitu banyak program sosial, masih ada warga yang lumpuh sejak bayi dan hidup tanpa perawatan selama empat dekade?
Di balik angka-angka pembangunan, selalu ada wajah yang tak terlihat.
BACA JUGA:Motor Matic Jepang Seret Saat Hujan? Perawatan CVT Biar halus!
Dan di Purbaratu, wajah itu bernama Usep, warga yang hidup dan mati dalam sunyi, di luar jangkauan negara.