Di atas kertas, rancangan terdiferensiasi bisa tampak sempurna, namun saat diterapkan sering terbentur keterbatasan waktu, sarana, dan kesiapan siswa.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah :
Pertama, mari mengenal siswa secara personal.
BACA JUGA:Harga Emas Perhiasan Hari Ini Tembus Rp 1,2 Juta Per Gram, Ini Rinciannya
Untuk hal ini dapat menggunakan observasi, percakapan ringan, atau refleksi sederhana untuk memahami siapa mereka.
Catatan kecil tentang minat dan gaya belajar bisa menjadi dasar penting bagi diferensiasi yang bermakna.
Kedua, membuat variasi sederhana tapi relevan.
Satu kegiatan bisa memiliki beberapa tingkat dukungan atau versi tantangan berbeda.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari Ini 15 Oktober 2025 Tembus Rp 2.596.000 Per Gram
Dengan cara ini, guru tidak perlu menyiapkan banyak kegiatan, tetapi cukup menyesuaikan kedalaman atau pendekatannya.
Ketiga, mengelola kelas dengan fleksibilitas terencana.
Guru dapat menggunakan model rotasi kelompok, stasiun belajar, atau pembelajaran berbasis proyek agar siswa dapat belajar sesuai ritmenya masing-masing.
Keempat, menadikan asesmen sebagai proses, bukan akhir.
BACA JUGA:Banyak Sekolah di Tasikmalaya Masih Rusak, Kata Disdikbud: Sudah Diajukan ke Pusat
Asesmen formatif digunakan untuk memahami perkembangan siswa, bukan hanya menilai hasil akhir.
Refleksi siswa, jurnal belajar, atau proyek kecil juga bisa menjadi cermin berharga bagi guru.