Banyak Sekolah di Tasikmalaya Masih Rusak, Kata Disdikbud: Sudah Diajukan ke Pusat

Banyak Sekolah di Tasikmalaya Masih Rusak, Kata Disdikbud: Sudah Diajukan ke Pusat

Kepala Bidang SD Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Solihin. ujang nandar / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten TASIKMALAYA terus berupaya memperjuangkan perbaikan sekolah-sekolah dasar (SD) yang mengalami kerusakan.

Kepala Bidang SD Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Solihin, mengatakan pihaknya telah mengajukan seluruh sekolah yang rusak agar mendapat anggaran rehabilitasi dari pemerintah pusat.

“Berbagai langkah sudah kami lakukan agar sekolah-sekolah yang rusak bisa segera mendapat bantuan, baik untuk perbaikan ruang kelas maupun sarana pendukung lainnya,” ujarnya, Rabu 15 Oktober 2025.

Ahmad menjelaskan, Disdikbud telah melakukan audiensi dengan Kementerian Pendidikan. 

BACA JUGA:Peran Besar Kader Posyandu di Balik Sukses Program Makanan Bergizi Gratis Kota Tasikmalaya

Hasilnya, telah terealisasi bantuan untuk perbaikan 53 ruang kelas. 

Meski begitu, masih banyak sekolah yang belum tersentuh bantuan, di antaranya SDN Curugtelu di Kecamatan Culamega dan SDN Pantilaksana di Kecamatan Cipatujah.

“Karena jumlah ruang kelas rusak sangat banyak, tidak semua bisa tertangani sekaligus. Dua sekolah itu belum kebagian tahun ini, tapi akan diupayakan tahun depan,” jelasnya.

Menurut Ahmad, proses pengajuan dilakukan melalui Dapodik dan platform Krisna, sementara penentuan penerima bantuan menjadi kewenangan pemerintah pusat.

BACA JUGA:Semangat Tasik Santun dari Warga Nagarawangi: Rayakan HUT ke-24 Kota Tasikmalaya dengan Gotong Royong

“Kami hanya mengajukan berdasarkan data di lapangan. Yang menentukan sekolah mana yang mendapat bantuan adalah pusat,” tambahnya.

Dari total 1.062 SD di Kabupaten Tasikmalaya, masih banyak yang mengalami kerusakan akibat usia bangunan dan lamanya tidak direhabilitasi. 

Dengan keterbatasan anggaran, hanya sebagian kecil yang bisa diperbaiki setiap tahun.

“Kalau satu tahun hanya 50 sekolah yang dapat bantuan, maka butuh waktu hampir 20 tahun untuk menyelesaikan semuanya,” ungkap Ahmad.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait