Kreativitas warga Bandung dalam mengolah makanan tradisional menjadi hidangan modern juga menjadi nilai tambah tersendiri.
Surabaya, Raih Peringkat 34
Surabaya berada di posisi ke-34 dengan berbagai kuliner khas yang mengunggulkan cita rasa tradisional, di antaranya:
- Rawon: Sup daging dengan kuah hitam yang kaya rempah.
- Lontong Balap: Hidangan berbasis lontong yang disajikan dengan tahu goreng, tauge, dan kuah kecap.
- Rujak Cingur: Salad buah dan sayur dengan saus kacang yang dicampur petis.
Ketiga makanan ini tidak hanya menjadi favorit di Surabaya, tetapi juga mulai menarik perhatian wisatawan internasional.
Prestasi ini bukan kali pertama kuliner Indonesia mendapat pengakuan internasional.
Sebelumnya, soto Betawi dan rawon berhasil menduduki peringkat 2 dan 3 dalam daftar 50 Sup Terbaik di Dunia versi Taste Atlas, mengalahkan hidangan ikonik seperti ramen dari Jepang dan tom yum dari Thailand.
Selain itu, makanan lain seperti gulai, empal gentong, dan soto Lamongan juga mendapat perhatian, masing-masing menempati posisi ke-18, ke-46, dan ke-42 dalam kategori sup terbaik dunia.
Daftar yang disusun oleh Taste Atlas menunjukkan dominasi kuliner Asia, di mana negara-negara seperti Singapura dan Vietnam juga masuk dalam daftar.
Singapura, misalnya, berada di peringkat ke-22 dengan makanan khas seperti char kway teow dan kepiting cabai.
Sedangkan Hanoi, Vietnam, menempati posisi ke-40 dengan hidangan seperti cha gio dan bun cha.
Masuknya Jakarta, Bandung, dan Surabaya dalam daftar 50 Destinasi Kuliner Terbaik di Dunia adalah bukti bahwa kuliner Indonesia memiliki daya tarik universal.