
Akibat ketidakpercayaan yang semakin dalam, Diky menilai munculnya sikap pragmatis di tengah masyarakat, di mana mereka cenderung lebih fokus pada keuntungan langsung atau kepentingan pribadi saat mendukung calon kepala daerah tertentu.
Situasi ini menjadi tantangan besar bagi para calon pemimpin yang benar-benar memiliki niat untuk membawa perubahan.
"Masyarakat kita banyak yang kini hanya peduli pada apa yang bisa mereka dapatkan secara instan, dan bukan pada visi atau kualitas calon. Hal ini tentu menghambat terciptanya pemimpin yang berpihak pada rakyat," jelas Diky.
3. Minimnya Regenerasi
Diky juga menyoroti masalah kurangnya regenerasi di partai politik, yang menurutnya berdampak pada kualitas calon kepala daerah.
Karena regenerasi dalam partai masih minim. Partai kerap mencari calon dari luar yang memiliki modal finansial, tetapi minim wawasan dan pengalaman dalam politik.
Ia menilai bahwa partai seharusnya mampu menyiapkan kader-kader yang kompeten dan berintegritas sejak awal, sehingga tidak lagi bergantung pada sosok dari luar partai yang belum tentu memahami kebutuhan masyarakat.
“Kurangnya regenerasi dalam partai membuat partai lebih memilih calon yang mampu mendanai kampanye, meski kadang tidak memahami seluk-beluk politik dan kebutuhan rakyat secara mendalam,” tegas Diky.
BACA JUGA:Sesaat Lagi! Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran 2024. Agenda Pemaparan Visi Misi
4. Pentingnya Pendidikan Politik Sejak Dini
Mengakhiri paparannya, Diky menyampaikan bahwa pendidikan politik yang baik harus diberikan sejak dini, mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi, serta di tingkat masyarakat umum.
Menurutnya, pendidikan politik adalah kunci untuk melahirkan generasi yang paham akan peran dan tanggung jawabnya sebagai pemilih maupun sebagai calon pemimpin.
Pendidikan politik yang benar, lanjutnya, akan membentuk pemimpin yang berintegritas dan berfokus pada kepentingan rakyat, bukan sekadar mengejar kekuasaan.
BACA JUGA:Infrastruktur Jalan Jadi Sorotan Utama dalam Debat Pertama Pilkada Kabupaten Tasikmalaya
“Untuk meningkatkan kualitas kepala daerah dan wakil rakyat di masa depan, pendidikan politik harus dimulai dari anak-anak, mahasiswa, hingga masyarakat luas. Dengan demikian, kita bisa melahirkan pemimpin yang tidak hanya kompeten tetapi juga memiliki integritas dan niat tulus untuk membangun,” pungkas Diky.