Diky Chandra Serukan Pentingnya Pendidikan Politik Demi Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Rabu 30-10-2024,17:00 WIB
Reporter : Rezza Rizaldi
Editor : Rezza Rizaldi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Calon Wakil Wali Kota Tasikmalaya nomor urut 4, Diky Chandra, menjadi salah satu pembicara dalam acara TV nasional, Selasa 29 Oktober 2024 malam.

Diky mengulas isu seputar pemilihan kepala daerah bersama para pakar politik lainnya, seperti Prof. Romli dan Andi Mallarangeng. 

Dalam acara ini, Diky menyampaikan pandangannya terkait fenomena yang terjadi pada beberapa calon kepala daerah di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kota Tasikmalaya.

Melalui sambungan telepon, Diky menyoroti bagaimana tekanan dan keinginan untuk menang sering kali menyebabkan para calon kepala daerah bertindak di luar kendali, hingga terkadang membuat pernyataan yang tidak sesuai. 

BACA JUGA:Polisi Benarkan Tengkorak yang Ditemukan di Ladang Cisayong adalah Nenek yang Hilang 7 Bulan Lalu

“Saya melihat bahwa ada kecenderungan di mana keinginan menang terlalu mendominasi. Akibatnya, bukan paslon yang mengendalikan keinginannya, tetapi keinginan itulah yang akhirnya mengendalikan paslon,” ungkap Diky, Rabu 30 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Diky Chandra menjelaskan empat masalah utama yang menurutnya harus segera diselesaikan untuk memperbaiki kualitas calon-calon kepala daerah di masa depan.

1. Kepercayaan Rakyat yang Terkikis Akibat Oknum Pencari Suara

Menurut Diky, salah satu penyebab menurunnya kualitas calon kepala daerah adalah adanya oknum pencari suara yang hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok, sehingga menimbulkan rasa kekecewaan di tengah masyarakat. 

BACA JUGA:Innalillahi, Kabar Duka Ayah Artis Sekaligus Politisi Uya Kuya, Meninggal Dunia

Ia menilai bahwa kekecewaan ini menciptakan sikap skeptis terhadap para calon kepala daerah. 

Masyarakat yang pernah dikecewakan cenderung kehilangan kepercayaan pada sistem dan calon-calon yang maju dalam pemilihan. 

“Banyak oknum yang hanya memanfaatkan situasi tanpa benar-benar peduli dengan aspirasi rakyat. Hal ini pada akhirnya melahirkan ketidakpercayaan terhadap para calon,” terang Diky.

2. Masyarakat Menjadi Pragmatis Akibat Kekecewaan

BACA JUGA:Sidang Cerai Baim Wong dan Paula : Ketegangan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Dipicu Permintaan E-Court

Kategori :