Menurutnya, pendekatan melalui kumpulan setiap dua minggu sekali ini sangat efektif dalam membangun motivasi dan keterampilan di kalangan masyarakat inklusi.
Tidak hanya Agianto, Kepala Desa Padakembang, Aep Saepudin, juga turut mendukung upaya BTPN Syariah.
Ia menilai pendekatan pendampingan yang dilakukan sudah tepat sasaran, terutama bagi masyarakat ultra mikro yang membutuhkan akses pembiayaan yang mudah dan adaptif.
"Saya melihat hasilnya, banyak nasabah yang usahanya terus berkembang, seperti Ibu Rohanah," tuturnya.
BACA JUGA:Persiapan Matang Jelang Laga Persib Bandung vs Persebaya Surabaya, Meski Tanpa Kehadiran Supporter
Dalam kesempatan yang sama, Ainul Yaqin, Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, menegaskan bahwa bank ini merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus pada pemberdayaan masyarakat inklusi.
"Kami tidak hanya memberikan akses keuangan, tetapi juga pengetahuan yang mampu meningkatkan kualitas hidup nasabah," jelasnya.
Menurutnya, perilaku unggul yang dibangun melalui BDKS menjadi fondasi penting bagi ketahanan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari komitmen BTPN Syariah yang terus berupaya memberikan solusi keuangan dan pelatihan bagi lebih dari 41 ribu nasabah di Tasikmalaya.
Hingga pertengahan 2024, bank ini telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp152,73 miliar, membantu banyak keluarga untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
Ainul menekankan pentingnya kehadiran para nasabah di kumpulan, karena di sanalah mereka mendapatkan akses penuh terhadap berbagai manfaat yang ditawarkan BTPN Syariah.
BTPN Syariah bukan sekadar bank, tetapi juga partner dalam membangun kehidupan yang lebih berarti bagi masyarakat inklusi.
Pendampingan berkelanjutan dan komitmen dalam memberdayakan melalui pengetahuan dan akses keuangan menjadi kunci untuk menciptakan perubahan nyata.
Di Tasikmalaya, BTPN Syariah terus menyalakan semangat dan harapan baru, satu kumpulan demi kumpulan.