Herman (40), warga Kecamatan Tawang setuju dan mendukung upaya pengoptimalan pendapatan dari retribusi parkir oleh Dishub Kota Tasikmalaya.
Karena dia melihat banyak potensi parkir di Kota Tasikmalaya yang bisa dioptimalkan oleh Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya. Terutama di wilayah perkotaan.
"Itu kan setiap toko hampir ada petugas parkir, itu cukup potensi jika dioptimalkan," kata dia saat ditemui di Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Rabu 16 Oktober 2024.
Herman optimis jika dimaksimalkan, pendapatan dari retribusi parkir cukup besar jika dioptimalkan. Misalnya diambil dari setiap kendaraan Rp 2.000 saja akan cukup besar.
"Itu akan mencapai ratusan juta bahkan miliar jika betul-betul optimal," ujarnya.
Warga lainnya, Ade Suherman (54) menilai pengoptimalan retribusi parkir sudah menjadi keharusan pemerintah. Karena hasil retribusi parkir cukup besar jika betul-betul dikelola dengan baik.
"Kami tidak keberatan ya, bayar parkir juga asal betul-betul itu dikelola dengan baik," kata dia.
Petugas Parkir Siap Mendukung Dishub
Petugas Parkir mendukung pengoptimalan retribusi potensi parkir di Kota Tasikmalaya.
Salah satu petugas parkir di Jalan HZ Mustofa, Wendi (48) mendukung pengoptimalan potensi retribusi parkir di Kota Tasikmalaya.
"Kita dukung, mungkin itu pa, karena itu untuk kepentingan warga juga," kata dia.
Wendi juga setuju dengan adanya pendataan seluruh juru parkir di Kota Tasikmalaya.
Namun demikian, dia berharap setoran retribusi bisa disesuaikan dengan lapak parkir.
"Karena parkir itu tidak selalu banyak setiap hari, kadang ramai kadang tidak ya," kata dia.
Dari segi pendapatan pun beda, antara petugas parkir di jalan HZ Mustofa dekat Palza Asia dan HZ daerah Cihideung (Pedestiran).
"Tentu setorannya juga harus berbeda-beda," kata dia.
Petugas parkir lainnya, Ahmed (34) pun setuju dengan pendataan yang akan dilakukan Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya.