Menyikapi Kekerasan Terhadap Anak: Lebih dari Sekadar Slogan

Rabu 24-07-2024,19:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Kekerasan terhadap anak seolah tak pernah berhenti. Upaya mencegah anak menjadi korban dan melindungi mereka harus lebih dari sekadar slogan belaka. 

Baik di perdesaan maupun perkotaan, anak-anak masih terjebak dalam lingkaran kekerasan, eksploitasi, dan berbagai ancaman jiwa.

Direktur Taman Jingga, Ipa Zumrotul Falihah, menekankan bahwa setiap peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli seharusnya menjadi pengingat kuat akan pentingnya perlindungan anak. 

“Peringatan Hari Anak Nasional memberikan kegembiraan kepada anak-anak dengan berbagai acara dan momen penting yang dapat mereka nikmati. Namun, pada saat yang sama, mereka masih dihadapkan pada berbagai ancaman,” ujarnya pada kemarin Selasa, 23 Juli 2024.

BACA JUGA:KH Aminudin Bustomi Diantara Kandidat Bacawalkot Tasikmalaya untuk Pilkada 2024

Ancaman yang dihadapi anak-anak sangat beragam, mulai dari kekerasan fisik, verbal, seksual, hingga perundungan di sekolah, masyarakat, dan kasus cyberbullying. 

Selain itu, Ipa mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka pernikahan usia anak di beberapa daerah di Indonesia.

Ia juga menyoroti masalah pekerja anak, iklan rokok, penyalahgunaan miras dan NAPZA, geng motor, tawuran pelajar, serta kurangnya fasilitas umum yang ramah anak. 

“Banyak juga anak yang terlibat LGBT, yang menjadi ancaman bagi keberlangsungan tumbuh kembang mereka. Yang sering tidak kita sadari adalah penyalahgunaan gadget oleh anak-anak, yang menjadi sumber dari banyak masalah,” jelasnya.

BACA JUGA:Tyronne del Pino Ceritakan Kebahagiaannya Balik ke Persib, Bawa Modal dari Thailand Jelang Liga 1 Bergulir

Lebih jauh, Ipa mengungkapkan banyaknya anak yang terlibat dalam masalah hukum. Mereka menghadapi berbagai tindak pidana seperti kekerasan, asusila, pencurian, penggunaan senjata tajam, dan obat-obatan terlarang. 

“Masalah yang dialami anak bukan tanpa sebab, banyak faktor penyebabnya, dan yang terbesar berasal dari keluarga,” tambahnya.

Pengalaman selama empat tahun mendampingi kasus anak di Taman Jingga, sebuah lembaga nirlaba untuk perlindungan hak anak dan perempuan, menunjukkan bahwa banyak anak bermasalah karena orang tua mereka juga mengalami masalah. 

“Anak-anak yang bermasalah adalah korban dari orang tua yang bermasalah. Kegagalan dalam pengasuhan dan manajemen keluarga menjadi rantai masalah dalam keluarga,” ungkapnya.

BACA JUGA:Desa Kelawi, Desa Brilian Hijau yang Terus Berinovasi di Bidang Lingkungan

Kategori :