Terungkap, Warga Indonesia Minim Konsumsi Madu Asli Kalah Ratusan Kali Lipat dari Negara Lain

Senin 22-07-2024,20:22 WIB
Reporter : Tiko Heryanto
Editor : Tiko Heryanto

BOGOR, RADARTASIK.COM - PT Gagas Dinamika Aksenta bekerja sama dengan PT. Embrio Biotekindo, atau MBRIO melakukan langkah-langkah dan strategi yang tepat dalam mengembangan usaha masyarakat bidang madu. Kegiatan bertema Sharing Session Kekayaan Madu Lokal Indonesia tersebut sekaligus memperkenalkan ciri-ciri madu asli.  

Tiga produk madu asli dihadirkan terdiri dari Madu Dumaring, Kaltim, Madu Pelawan, Bangka Belitung dan Madu oh Honey dari Baduy, Banten. Acara dilangsungkan di Agreya Coffee, Bogor pekan lalu.

Hadir dalam cara tersebut para pengusaha, akademisi, praktisi madu dan petani madu. Hadir pula bapak ilmu dan teknologi pangan Indonesia Prof. Dr. F. G. Winarno, sekaligus pencetus lahirnya MBRIO. 

Direktur PT. Embrio Biotekindo, atau MBRIO Dr. Ir. Wida Winarno MSi menyampaikan, Sharing Session Kekayaan Madu Lokal Indonesia sebagai upaya untuk mengungkap potensi Madu Indonesia. Dalam pertemuan juga dilakukan uji citarasa madu dari tiga daerah dan pulau berbeda.

BACA JUGA:KUPS Madu Dumaring Budidayakan 3 Jenis Lebah Kelulut untuk Memproduksi Madu Alami   

“Di sharing session ini masing-masing pada cerita bagaimana perburuan madu atau pengembangan (usaha) madu dan dilanjutkan tahap edukasi,” ungkap dia kepada radartasik.com. 

Secara umum, sambung Wida, ketiga produk madu yang dihadirkan memiliki keunggulan masing-masing. Mulai memiliki antioksidan tinggi, antibakteri tinggi, nilai C4 rendah. Dengan kata lain, kata dia, madu lokal Indonesia ini masuk standar internasional. 


Tiga produk madu asli terdiri dari Madu Dumaring, Kaltim, Madu Pelawan, Bangka Belitung dan Madu oh Honey dari Baduy, Banten dalam acara Sharing Session Kekayaan Madu Lokal Indonesia yang dilangsungkan di Agreya Coffee, Bogor pekan lalu, Juli 2024.-dok.aksenta-dok.aksenta for radartasik.disway.id

Menurutnya, madu tidak dapat dikatakan murni apabila terdapat campuran lainnya seperti sirup gula. 

“Melalui pengujian laboratorium itu untuk menentukan persen kandungan gula C4 pada madu. Apabila kandungan gula C4 pada madu lebih besar dari 7 persen, berarti madu tersebut tidak murni. C4 adalah gula yang bersumber dari tanaman,” terangnya.

BACA JUGA:Trotoar Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya yang Jadi Saksi Perjuangan Endang Mansur, sang Penjual Anak Ayam

Wida mengungkapkan, Madu Dumaring masuk standar internasional dengan kandungan C4 7 persen. “Nah Madu Dumaring nilainya yang paling rendah yang kita temukan. Sangat bagus,” sahutnya. 

Terungkap dalam acara tersebut bahwa produk madu yang dipasarkan menurut Wida perlu ada label hasil pengujian. Termasuk, kata dia, sejauh ini masih perlu ada pembenahan. 


Direktur PT. Gagas Dinamiga Aksenta Sujatnika (kiri) bersama Direktur PT. Embrio Biotekindo, atau MBRIO Dr. Ir. Wida Winarno MSi memperlihatkan madu Dumaring dalam acara Sharing Session Kekayaan Madu Lokal Indonesia -dok.aksenta-dok.aksenta for radartasik.disway.id

“Idealnya ada label hasil pengujian. Itu berguna untuk produsen dan konsumen. Standar ini harus dibenahi sesuai dengan keperluannya. Misalnya ranahnya masuk wilayah mana, kalau madu asli yang tidak diproses (tanpa campuran) masuknya ke Kementerian Pertanian. Begitu (madu, Red) diprososes dengan campuran sesuatu, masuknya ke BPOM,” cetusnya.

Kategori :