Setiap Minggu, dari pagi hingga azan Zuhur, Endang berdiri di trotoar depan Gor Sukapura. Setelah itu, ia pindah ke kawasan dalam Alun-Alun Dadaha hingga sore hari.
Endang berharap usaha yang telah ia jalani hampir satu dekade ini tidak harus terhenti. Ia berharap pemangku kebijakan mendengar asa hidupnya dari pasar Kojengkang.
"Kinten-kinten pami lepat mah abi tumut. Mung pami tiasa mah hoyong icalan di dieu teras," harapnya.