Harta yang kita miliki bukanlah sepenuhnya hak kita, tetapi merupakan titipan dari Allah.
Ibadah kurban mengingatkan kita bahwa sebetulnya, kita hanyalah pengemban amanat untuk menjaga harta ini.
Sebagai penjaga, kita memiliki tanggung jawab untuk berbagi dengan orang lain.
Ini adalah cara kita meyakini bahwa di dalam harta kita terdapat hak-hak orang lain yang harus dikeluarkan.
4. Menghilangkan Sifat Egois dan Serakah
Sesungguhnya ibadah kurban adalah tentang pengorbanan.
Hikmahnya tidak hanya berarti pengorbanan hewan saja, tetapi juga pengorbanan sifat-sifat egois dan serakah dalam diri kita.
BACA JUGA: Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Total 6 Kandidat yang Berebut Surat Rekomendasi DPP PKB, Siapa Saja?
Pengorbanan ini menunjukkan cinta kita yang mendalam kepada Allah, yang diwujudkan melalui berbagi dan peduli pada sesama, memupus sifat serakah yang bercokol dalam hati.
5. Menyempurnakan Ketakwaan
Ibadah kurban adalah tentang upaya kita untuk mencapai derajat takwa. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah tidak membutuhkan daging atau darah hewan kurban.
”Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37).
Yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan kita. Ini adalah pengingat bahwa setiap tindakan kita harus dilakukan dengan niat ikhlas dan penuh ketakwaan.
Dengan memahami hikmah ibadah kurban, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih khidmat dan bermakna.
Ibadah kurban bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga cara untuk mendekatkan hubungan kita dengan Allah dan membantu kita menjadi lebih baik.
Setiap ibadah, termasuk kurban, memiliki hikmah dan tujuan yang lebih besar.