Sebagian warga memeriksa ke selokan melihat nyamuk-nyamuk yang mati mengambang di air. “Tadi banyak nyamuk keluar di rumah kosong blok N. Itu sarangnya,” ujar Usep, warga yang memantau petugas fogging.
Pengamatan radartasik.com memang di depan rumah yang dimaksud Usep ada kolam kosong. Air kolam menggenang dan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Kolam harus dikuras sebab salutan buang tidak ada,” tutur Ny Yati, warga di blok N.
Sementara itu terkait fogging yang sudah dilaksanakan, Ketua RW 14 Sambongjaya Bambang Dani Ruswandi, meminta warganya tetap melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
BACA JUGA:Paolo Maldini Hanya Akan Kembali ke AC Milan: Saya Tidak Bisa Membayangkan Berada di Klub Lain
Gerakan itu dengan melakukan 3 M Plus, yaitu:
1. Menguras tempat penampungan air.
2. Menutup tempat-tempat penampungan air.
3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Adapun poin Plus antara lain!
• Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk.
• Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air.
• Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
• Menggunakan obat anti nyamuk.
BACA JUGA:PPDB di Kabupaten Ciamis Jalur Zonasi Makin Ketat, Kartu Keluarga harus Orang Tua Kandung