Risiko Perang Iran vs Israel Meluas, Harga Minyak Mentah Dunia Terganggu, Kalau BBM dalam Negeri?
RADARTASIK.COM — Harga minyak mentah dunia berjangka turun 3 persen setelah geopolitik global terus memanas.
Perang di Ukraina dan potensi dan risiko perang Iran vs Israel lebih luas berimbas kepada harga minya dunia yang terganggu.
Pada Rabu 17 Februari 2024, harga minyak mentah dunia telah turun 3 persen.
BACA JUGA: Ivan Dicksan Bersiap Ikut Pilkada 2024 Kota Tasikmalaya, Aturan Hapus Status ASN Siap Dilakukan
BACA JUGA: Full Time, Timnas Indonesia U-23 Taklukkan Australia dengan Skor 1-0, Komang Teguh Jadi Pahlawan
Seperti diketahui bahwa harga minyak Kontrak West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei turun USD 2,67 atau 3,13 persen. Harganya kini menjadi USD 82,69 per barel.
Begitu pun Brent berjangka bulan Juni turun USD 2,73 atau 3,03 persen. Menetap di USD 87,29 per barel. Minyak AS dan patokan global turun lebih dari 3,4 persen untuk minggu ini.
John Evans, seorang analis di pialang minyak PVM menyebutkan bahwa harga minyak mentah ’melakukan tugasnya’ untuk melepaskan sebagian biaya perang yang telah diperhitungkan.
“Hal itu disebabkan karena ketegangan yang terus berlanjut seputar konflik Gaza. Lalu dilanjut lagi dengan serangan rudal Iran terhadap Israel,” ucap John Evans.
BACA JUGA: PSGC Ciamis Imbangi Persibangga Purbalingga, Uji Coba Jelang kick-off Liga 3 Nasional
Menyikapi hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bahwa gejolak harga minyak mentah dunia berakibat kepada perusahaan yang bergerak di sektor tambang, energi dan transportasi.
Menurut Erikc Thohir, para Perusahaan itu mau tidak mau akan menyesuaikan diri dengan rantai pasokan yang berujung pada perubahan harga minyak dunia tersebut.
Perushaan BUMN ada yang akan mengalami dampak langsung perubahan dan fluktuasi harga minyak dunia tersebut.