Tradisi Kaulinan Barudak Jawa Barat: Melatih Kemampuan Fisik, Rasio dan Kreativitas Anak
RADARTASIK.COM - Kaulinan barudak lahir dengan setumpuk filosofi dan melatih kemampuan anak, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan bermasyarakat setelah mereka dewasa
Kaulinan barudak sunda, dalam hal ini permainan tradisional dari Jawa Barat, bukan sekadar media untuk bermain.
Lebih dari itu ia menjadi wahana transformasi norma dan nilai, semisal kebersamaan, kejujuran, sportifitas dan kreativitas.
BACA JUGA: Cerita Wayang: Bisma yang Setia dan Bisa Memilih Kematiannya Sendiri
Banyak jenis permainan ini yang sekarang tak lagi terdengar gaungnya. Seperti Galah, Rerebonan, Sorodot gaplok, Gatrik, Babancakan dan lain-lain.
Kaulinan barudak memiliki kekhasan tersendiri. Kehadiran dan kontak antar individu menjadi hal terpenting di sini, karena itu dapat melatih kemampuan dalam bersosialisasi
Dari sudut pandang sosiologi terjadinya interaksi di antara individu tersebut merupakan cikal bakal dari sebuah kehidupan sosial yang lebih luas dan kompleks.
Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar mengungkapkan, Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial (2001:61).
BACA JUGA: Daniele De Rossi: AS Roma Akan Mencoba Cetak Gol Cepat Melawan AC Milan
Dengan demikian Kaulinan Barudak yang mensyaratkan kehadiran dan kontak langsung anak-anak dapat menjadi pendidikan awal dari kehidupan bermasyarakat.
Dari segi lokasi, sebagian besar Kaulinan Barudak justru dilakukan di alam terbuka.
Sehingga bukan saja hubungan antarindividu yang terjadi, interaksi antara individu dengan lingkungannya pun akan terjalin.