Batavia saat itu sudah menjadi pusat roda ekonomi di Hindia Belanda, sehingga membuat orang-orang dari pelosok desa (terutama Jawa) tertarik untuk pergi ke sana mencari peruntungan, sebagian besar menjadi pekerja.
BACA JUGA: Lebih Irit Mana AC Smart atau AC Konvensional? Simak Penjelasan Ahlinya
Pada saat menjelang hari raya Idul Fitri, mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Meskipun tidak ada keterangan yang pasti mengenai kapan tradisi mudik lebaran ini dimulai, namun perjalanan pulang kampung menjelang lebaran sudah terjadi sejak jaman Hindia Belanda.
Perjalanan mudik pada saat itu dilakukan dengan menggunakan kereta api. Para pekerja tersebut akan menggunakannya untuk kembali ke kampung halaman mereka.
Ada fakta yang miris dan ironi mengenai perjalanan mudik dengan kereta api pada masa hindia belanda.
Penduduk pribumi saat itu sering mengalami diskriminasi dalam hal penggunaan kereta api, termasuk saat berlangsungnya tradisi mudik lebaran
Pemerintah kolonial menciptakan kebijakan tiga kelas dalam kereta api, yaitu kelas 1 untuk orang belanda (eropa), kelas 2 untuk orang china, arab dan indo.
Sementara penduduk pribumi hanya diizinkan untuk menaiki kereta kelas 3 saja atau yang biasa disebut sebagai kelas kambing.
Kelas ini terkenal dengan kondisi yang tidak layak dan sangat penuh, sehingga sering kali menimbulkan ketidaknyamanan karena berdesak-desakan di antara para penumpang.
Seiring berjalannya waktu, diskriminasi ini perlahan hilang, terutama setelah Indonesia merdeka.
Pada masa itu tradisi mudik lebaran semakin populer dan menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia.
Tradisi mudik lebaran ini juga mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan kemajuan transportasi di Indonesia pasca kemerdekaan.
Selain kereta api, kini masyarakat dapat menggunakan berbagai moda transportasi seperti bus, mobil, dan pesawat terbang untuk melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.
Tradisi mudik lebaran tidak hanya sekadar perjalanan pulang kampung, tetapi juga menjadi momen untuk bersilaturahmi dan menemui keluarga serta kerabat yang sudah lama tidak bertemu.