BERAU, KALTIM, RADARTASIK.COM – Kelompok Usaha Perhutanan Sosial atau KUPS Madu Kampung Dumaring Kecamatan Talisayan Kabupaten Berau membudidayakan 3 jenis lebah Kelulut untuk memproduksi madu alami.
KUPS Madu merupakan salah satu dari 7 KUPS yang dibentuk Tim Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring.
KUPS Madu Kampung Dumaring berada di bawah naungan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pangalima Jerrung Kampung Dumaring.
Ketua KUPS Madu Yeremias menerangkan lebah Kelulut yang dibudidayakan ada 3 jenis. Yaitu Heterotrigona Itama, Trigona Terminata, dan Tetragonula Laeviceps.
”Lebah ini tidak menyengat,” ujar pria yang akrab disapa Remias ini.
Lebah Kelulut berasal dari Hutan Dumaring. Anggota KUPS Madu biasanya mengambil kelompok lebah Kelulut itu di malam hari.
”Kalau malam kan lebah-lebahnya itu ada semua. Jadi bisa dibawa ke sarang secara berkoloni,” tuturnya.
Lebah yang diambil dari Hutan Dumaring dimasukkan ke sarang berbentuk kotak dari kayu. KUPS Madu memiliki setidaknya 70 kotak kayu sebagai sarang lebah Kelulut.
Menurut dia, lebah Kelulut diberi makan berbagai macam tanaman yang berbunga.
BACA JUGA:Kabar Baik Buat Madu Kelulut Kampung Dumaring, Dr Wida: Sebanding dengan Madu dari Luar Negeri
Khusus di Kampung Dumaring, lebah dari suku Meliponini itu diberi makan bunga kaliandra, limun, air mata pengantin (AMP), buah naga, dan rambutan. ”Rasa madunya nanti akan tergantung dari makanan yang dimakan,” tuturnya.
Remias menyebutkan rasa madu Kelulut mengandung rasa asam yang cukup kuat. Namun khasiatnya sangat bagus. Bisa menyembuhkan batuk, demam anak-anak, bahkan penyakit lambung.
”Ada anggota KUPS yang sakit lambung. Rutin minum madu dengan rebusan kunyit setiap mau tidur dan bangun tidur, sakitnya sembuh,” ujarnya.
KUPS Madu memanen madu Kelulut paling tidak sekali dalam sebulan. Dari 1 sarang bisa menghasilkan sekitar setengah liter madu jika lebahnya produktif. ”Harga madunya sebesar Rp 100.000 per 100 ml,” tuturnya.