“Keahlian atau skill warga harus naik (upskilling). Untuk yang unskill ditraining supaya memiliki keahlian,” paparnya.
Pemerintah Kota Tasikmalaya, saran Syarip Hidayat, perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuka banyak lembaga kursus/ keterampilan. Semuanya dibiayai oleh negara alias gratis.
2. Memperbesar lapangan pekerjaan untuk menampung mereka. Teknisnya dengan membuat lapangan kerja yang mampu menyerap warga secara secara massal.
BACA JUGA:Ternyata Sentra Durian Tasikmalaya Telah Ditetapkan Sejak 20 Tahun Lalu Zaman Bupati Tatang
BACA JUGA:Pertanda Apa Jadwal Lelang Tol Getaci Terus Mundur? Pembebasan Lahan Sudah Sampai Garut
3. Kembangkan jiwa wirausaha, nilai- karakter tangguh, perkuat spiritualitas agar tetap optimis dan tidak putus asa.
Nomor tiga kata Syarip Hidayat, merupakan khasnya Kota Tasik sebagai kota Santri dan jasa.
“Itulah beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan bagi warga yang tingkat pendidikannya masih rendah tapi sudah diluar usia sekolah,” tukasnya.
Bagaimana dengan warga Kota Tasikmalaya yang masih usia sekolah?
BACA JUGA:Sedap Nih! di Tasikmalaya Ada Kebun Durian Duri Hitam dan Musang King yang Matang Pohon
BACA JUGA:Kata Bupati Ade Sugianto, Durian Tasikmalaya Luar Biasa
Bagi yang usia sekolah, saran Syarip Hidayat, harus pastikan semua warga belajar, nol DO dan mutu kurikulumnya ditingkatkan.
“Jangan sekadar bisnis as ussual,” tukas Dr. Syarif Hidayat saat Radartasik.com wawancara via chatingan WhatsApp, Senin, 12 Februari 2024.
Dr. Syarip Hidayat kembali menjekaskan bahwa dirinya melakukan riset penduduk yang usia di atas 25 tahun.
Cara mengukur tingkat pendidikan bukan dari partisipasi murni.