RADARTASIK.COM - Klub-klub Serie A, termasuk AS Roma, Inter Milan dan Atalanta tolak Liga Super, sedangkan Napoli mendukung dan AC Milan masih bimbang untuk menentukan sikapnya.
Federasi Sepak Bola Italia, FIGC juga telah mengambil sikap menentang Liga Super, senada dengan AS Roma yang menyatakan bahwa mereka "sama sekali tidak" mendukung kompetisi tersebut.
Atalanta pun mengikuti langkah FIGC, menegaskan komitmen mereka untuk menjaga semangat bersama dan menghormati institusi olahraga nasional dan internasional.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh Atalanta, mereka menyatakan penolakan total terhadap hipotesis Liga Super dan menegaskan pendirian mereka yang selalu menghargai kejuaraan nasional, meritokrasi olahraga, serta semangat bersama, dengan menghormati institusi olahraga nasional dan internasional.
BACA JUGA:Mitra Kerja BPBD Kota Banjar Kecewa, Bantuan CSR 2 Unit Pompa Pemadam Kebakaran Dibatalkan, Tapi ...
Inter Milan juga menolak terlibat dalam Liga Super, menyatakan bahwa masa depan sepak bola Eropa hanya dapat dijamin melalui kerjasama dengan ECA (Asosiasi Klub Eropa), UEFA, dan FIFA.
Pernyataan resmi Inter Milan menegaskan komitmen mereka terhadap nilai-nilai yang mendasari Model Olahraga Eropa, bekerja melalui ECA bersama klub-klub lain untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Sementara itu, Presiden AC Milan, Paolo Scaroni, berpendapat bahwa saat ini masih "terlalu dini" untuk memberikan pendapat pasti mengenai usulan Liga Super Eropa, namun ia menyatakan ada masalah dengan sistem yang ada saat ini.
Hanya Napoli dari klub Serie A yang mendukung Liga Super, dikarenakan Presiden mereka, Aurelio De Laurentis, memiliki hubungan yang tidak baik dengan FIFA dan UEFA.
BACA JUGA:Dua Jalan Tol Dibuka Gratis, Bogor - Jakarta Semakin Cepat
De Laurentis menyambut baik proposal Liga Super setelah keputusan Pengadilan Eropa yang menyatakan bahwa FIFA dan UEFA "menyalahgunakan posisi dominan mereka."
Meskipun Napoli tidak awalnya termasuk dalam perencanaan Liga Super pada tahun 2021, De Laurentiis disebut siap berpartisipasi dan melakukan dialog dengan klub-klub besar Eropa untuk mendukung proyek ambisius tersebut.
Sebelumnya, A22, perusahaan di balik Liga Super, telah mengumumkan format baru untuk kompetisi Eropa alternatif tersebut setelah Pengadilan Eropa menyatakan bahwa UEFA dan FIFA menyalahgunakan posisi dominan dan tidak berhak melarang pembentukan Liga Super Eropa.
Format baru Liga Super akan menjadi sistem terbuka dengan promosi dan degradasi, terdiri dari dua tahap: tahap liga dan tahap sistem gugur.
Dengan 64 klub peserta yang dibagi menjadi tiga liga (Star, Gold, dan Blue), Liga Super menjanjikan keterbukaan, ketegangan kompetitif, dan kesuksesan berdasarkan prestasi olahraga, seperti yang ditekankan oleh CEO A22, Bernd Reichart.