RADARTASIK.COM - David Petraeus, mantan kepala CIA memperingatkan: Israel akan menghapi bom bunuh diri, alat peledak rakitan dan jebakan di Jalur Gaza.
Jelang invasi darat pasukan Israel ke jalur Gaza, mantan kepala CIA mengakui akan ada perlawan sengait yang dilakukan oleh pejuang Hamas di Jalur Gaza.
Bahkan, ia menganggap operasi militer Israel ini seperti pertempuran berdarah tahun 1993 yang melibatkan pasukan AS di ibu kota Somalia.
Menurutnya, tentara Israel akan mengahadapi bom bunuh diri pejuang Hamas, ditambah lagi dengan alat peledak rakitan dan jebakan serta perang jarak dekat.
BACA JUGA:Brigade al-Qassam: Kami Siap Pertempuran Panjang dengan Israel dan Tahu Kapan Harus Menyerang
“Anda akan melihat pelaku bom bunuh diri, Anda akan melihat alat peledak rakitan, akan ada penyergapan, jebakan, dan lingkungan perkotaan, sekali lagi, sangat menantang,” kata David Petraeus kepada Politico .
Senada dengan Petraeus, pakar militer Rusia, Yuri Lyamin, sebelumnya juga mengatakan Invasi darat Israel ke Jalur Gaza mustahil bisa mengalahkan pejuang Hamas saat diwawancarai oleh Sputnik.
“Operasi darat berskala besar dengan pendudukan penuh di Jalur Gaza atau wilayah utamanya, hal ini mustahil dilakukan," ujar Lyamin.
Lyamin merasa serangan darat Israel tidak akan berlangsung dengan cepat dan lancar karena medan pertempuran yang sangat sulit di Jalur Gaza.
BACA JUGA:Gara-Gara Postingan di Instagram, AS Ketahuan Kirim Pasukan Khusus Bantu Israel
“Gaza ukurannya relatif kecil, namun merupakan salah satu wilayah di bumi dengan kepadatan penduduk tertinggi,” jelasnya.
“Sebagian besar Jalur Gaza merupakan wilayah perkotaan yang padat dan terdapat banyak jalur bawah tanah dan berbagai bangunan bawah tanah,” tambahnya.
Menurut Lyamin, Pasukan Pertahanan Israel tidak hanya akan menghadapi Hamas, tetapi juga Jihad Islam, Front Pembebasan Palestina, dan milisi-milisi kecil yang berjumlah puluhan ribu pejuang.
Ia juga meihat keunggulan senjata Israel tidak akan banyak berguna ketika melakukan pertempuran jarak dekat di Jalur Gaza yang sudah hancur oleh pengeboman.
“Wilayah perkotaan yang padat dan komunikasi bawah tanah sebagian besar menetralisir keunggulan udara, kendaraan lapis baja, dan artileri Angkatan Darat Israel,” ujarnya.