RADARTASIK.COM – Nebal Farsakh, perwakilan Bulan Sabit Merah sebut serangan Israel ke Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza adalah pembantaian dan Geonisida.
Sebuah rudal Israel dilaporan menghantam Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza yang membuat lebih dari 600 orang meninggal dan 900 orang terluka, sementara ratusan lainnya terkubur di bawah reruntuhan.
Rumah Sakit Al-Ahli menjadi menjadi tempat perawatan bagi ratusan warga Palestina yan terluka dan bagi mereka mencari perlindungan dari serangan bom Israel di jalur Gaza.
Rumah Sakit Al-Ahli yang dijalankan oleh Keuskupan Episkopal Yerusalem menjadi tujuan warga Palestina untuk mencari tempat aman setelah Israel memerintahkan “evakuasi” di bagian utara Jalur Gaza.
Nebal Farsakh, seorang perwakilan Bulan Sabit Merah Palestina pada hari Selasa, 17 Oktober, kemarin menggambarkan penghancuran Rumah Sakit ini sebagai kejahatan perang dan genosida saat diwawancarai oleh Al Jazeera.
“Ini adalah genosida. Ini adalah kejahatan perang,” kata Nebal Farsakh dari Bulan Sabit Merah kepada Al Jazeera dikutip dari RT.
Menurutnya, Rumah Sakit Al-Ahli hanya dipenuhi warga sipil Palestina yang mencari perlindungan setelah Israel memerintahkan semua orang di utara Gaza untuk pergi.
“Mereka yang berada di depan rumah sakit terpaksa meninggalkan rumahnya atas perintah evakuasi. Mereka bahkan tidak mampu mengungsi ke selatan karena terjadi kehancuran total pada infrastruktur dan transportasi,” jelasnya.
“Apa yang terjadi sangat buruk karena orang-orang tersebut, semuanya adalah warga sipil,” kecamnya.
Disisi lain, Israel membantah menyerang rumah sakit tersebut melalui Juru bicara IDF, Daniel Hagari yang menuduh pejuang Hamas yang harus bertanggung jawab.
“Menurut informasi intelijen, dari beberapa sumber yang kami miliki, organisasi teroris Jihad Islam bertanggung jawab atas kegagalan penembakan yang menimpa rumah sakit tersebut,” ucap Hagari.
Akun “Ruang Perang Israel' di X, juga menuduh peluncuran roket yang gagal dilakukan oleh Hamas yang menghancurkan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza.
Mereka menuliskan “tidak ada aktivitas udara” oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada saat ledakan terjadi, dan serangan itu bertepatan dengan salvo roket yang diluncurkan ke Israel.