Namun, Beni Harjono juga punya rekam jejak pendahulunya di Bengkulu. Dimana, Direktur Utama Bank Bengkulu dijabat banker dari bjb yakni almarhum Ahmad Irfan. Semasa menjabat Ahmad Irfan banyak menjalin kerja sama dengan bjb.
Beni Harjono sendiri terpantau beberapa kali berada Bengkulu. Di antaranya mengunjungi Bupati Lebong untuk menjalankan misi bisnis bjb.
Jadi, Beni Harjono bukan nama asing bagi dunia perbankan di Bengkulu. Beberapa pemegang saham di Bank Bengkulu sudah mengenalnya.
Selain membuka seleksi posisi direktur utama, Bank Bengkulu juga mencari figur untuk kursi direktur bisnis. Juga ada 4 pelamar yang memasukkan berkas.
Mereka adalah Arif Setiadi (bjb), Hendra Jaya (internal Bank Bengkulu), Roby Wijaya (internal Bank Bengkulu) dan Iswahyudi (internal Bank Bengkulu).
Namun hasil verifikasi, pendaftar atas nama Arif Setiadi tidak memenuhi persyaratan karena tidak memenuhi syarat minimal 10 persen dukungan pemegang saham.
Tahapan selanjutnya, menurut Prof Ridwan, dua calon terkuat Direktur Utama Bank Bengkulu akan dilakukan wawancara dengan para pelamar mulai Senin 2 Oktober 2023.
Kerja Sama dengan BJB
BACA JUGA: Gara-Gara E-Commerce 20 Persen Kios Pasar Singaparna Tasikmalaya Tutup Permanen
Bank Bengkulu akan menjadi dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) bjb. Bahkan, Bank Bengkulu telah melakukan penandatanganan kerja sama penyertaan modal dari bjb.
Rencana Bank Bengkulu menjadi KUB bjb diawali dengan penandatanganan nota Kesepahaman di Jakarta pada 11 Januari 2022.
Saat itu kedua belah pihak sepakat untuk bersinergi dalam rangka pengembangan usaha kedua belah pihak.
Untuk penambahan modal tahap pertama, Bank bjb akan melakukan penyetoran modal ke Bank Bengkulu sebesar Rp 100 miliar.
Kemudian akan dilakukan proses sebagaimana dipersyaratkan peraturan OJK dalam rangka pembentukan KUB bank bjb dengan Bank Bengkulu, bersamaan dengan pelaksanaan setoran modal tahap selanjutnya yang direncanakan akan dilakukan pada 2023.
POJK 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum menjadi titik awal yang menjadi pintu dari KUB menjadi solusi terkait masalah permodalan bank pembangunan daerah.
Penyertaan modal dari Bank bjb ini akan mendongkrak modal inti Bank Bengkulu, dengan harapan KUB akan mempermudah perbankan dalam mengembangkan bisnis, baik dalam melakukan transformasi dan akselerasi digitalisasi maupun sinergi perbankan yang dapat meningkatkan efisiensi bagi operasional perbankan.