Gara-Gara E-Commerce 20 Persen Kios Pasar Singaparna Tasikmalaya Tutup Permanen

Gara-Gara E-Commerce 20 Persen Kios Pasar Singaparna Tasikmalaya Tutup Permanen

Sebagian ruko di Pasar Singaparna tutup permanen dampak dari penjualan produk secara online di media sosial. ujang nandar / radartasik.com--

Gara-Gara E-Commerce 20 Persen Kios Pasar Singaparna Tasikmalaya Tutup Permanen

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Sebanyak 20 persen dari total 1.071 unit kios di Pasar Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, telah menutup permanen akibat dampak dari perkembangan E-Commerce dan penjualan produk melalui media sosial.

Sudiono, Kepala UPTD Pengelolaan Pasar Singaparna, menyatakan bahwa dari jumlah tersebut, sekitar 858 toko masih beroperasi. Sementara sisanya, yaitu 20 persen, telah tutup permanen.

"Meningkatnya penjualan produk melalui media sosial, seperti TikTok, telah menyebabkan banyak toko, khususnya toko pakaian dan alat rumah tangga di blok A dan B Pasar Singaparna, harus menutup usahanya," kata Sudiono kepada radartasik.com, Kamis 28 September 2023.

BACA JUGA:Kabar Baik, 2 Pemain Asing Persib Sudah Berlatih Intensif, Siap Diturunkan Lawan Persita

Sudiono menjelaskan bahwa digitalisasi dan tren berbelanja online telah membuat banyak pedagang tradisional mengalami kesulitan. 

Namun, ia menyambut baik kebijakan pemerintah yang melarang transaksi produk di media sosial. Dengan harapan bahwa kebijakan ini dapat menghidupkan kembali aktivitas penjualan di pasar tradisional.

Sudiono mengungkapkan bahwa era digitalisasi telah merubah pola berbelanja masyarakat, termasuk di Pasar Singaparna, karena banyak orang lebih memilih berbelanja online yang dianggap lebih praktis.

Salah satu pedagang pakaian, Indah (38), mengakui bahwa penjualan di Pasar Singaparna telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Faktor penyebabnya salah satunya adalah pesatnya pertumbuhan e-commerce.

BACA JUGA:Alessio Dionisi Puji Gol Ajaib Domenico Berardi: Tidak Mudah Bermain dengan Empat Striker Melawan Inter Milan

"Ada banyak marketplace yang memudahkan masyarakat berbelanja secara online, sehingga kita kalah bersaing dan masyarakat enggan datang ke pasar," tutur Indah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: