Maka hampir tidak ada pilihan lain kecuali AHY. Gambar Anies-AHY pun beredar luas.
Rupanya ada juga orang lain yang ternyata berani: Abdul Muhaimin Iskandar.
Justru sebelum AHY ditetapkan sebagai pasangan.
BACA JUGA:ASYIKNYA Subsidi Pertalite Dialihkan ke Pertamax? Simak Penjelasan Kementerian ESDM!
"Begitu Muhaimin berani, tak pakai waktu lama. Partai Nasdem langsung mengumumkannya. Sampai Demokrat kelihatan kaget. Itu bisa terlihat dari siaran persnya kemarin pagi. Juga dari aksinya mencopot gambar Anies-AHY. Opini pun berspekulasi: akan ke mana Demokrat. Serba sulit," tulis Dahlan.
Demokrat pun marah. Lalu mencabut dukungan ke Anies.
Kata Dahlan, posisi sulit dihadapi Partai Demokrat.
Dahlan dan Anies sendiri pernah menjadi peserta konvensi Partai Demokrat pada 2014.
"PDI-Perjuangan tidak mungkin karena hubungan buruk Mega-SBY begitu dalam. Ke Prabowo? Tidak mungkin punya arti," tulis Dahlan.
Tidak punya arti yang dimaksud adalah masuknya rombongan besar Golkar dan PAN ke koalisi Gerinda. Kelompok ini disebut Dahlan Iskan kuat sekali secara jumlah kursi di parlemen.
"Tambahan dari Demokrat tidak berarti apa-apa. Bahkan, PKB pun bisa tersisih. Setidaknya merasa tersisih. Muhaimin yang awalnya pede bakal digandeng Prabowo gigit jari. Sebelum bus besar masuk, PKB adalah segala-galanya. Prabowo bisa kehilangan kendaraan untuk nyapres kalau PKB ngambek," tulisnya.
Tapi setelah bus besar ke Prabowo, Muhaimin tidak punya nilai tawar lagi.
"Muhaimin bukanlah politisi picisan. Otaknya lebih panjang dari ukuran tubuhnya," ujarnya.
Dahlan menilai kalau Muhaimin pintar.
Muahimin tahu Anies Baswedan sedang butuh kemenangan di Jawa Timur.
Anies yakin bisa menang di Jabar. Kalau Jatim bisa di tangan peluangnya sangat besar.