Diakuinya banyak pro dan kontra atas langkah kebijakannya.
Tetapi sebagai pemimpin dirinya harus mengambil keputusan dengan segala risikonya.
Pembangunan lebih diarahkan ke wilayah utara dan timur Jawa Barat, kata dia, karena lahan yang tersedia dan dukungan infrastruktur ada di sana.
Kalau wilayah selatan, papar Kang Emil, konturnya lembah dan curam-curam.
Sejak dahulu peradaban di Jawa Barat itu di bagian tengah dan utara.
Makanya dibangun kawasan Rebana itu merupakan rute sukses yang sudah dibukanya untuk masa depan Jawa Barat.
“Saya meninggalkan Jawa Barat dengan kondisi gemah ripah. 30 tahun ke depan pusat kemajuan Jawa Barat ada di utara. Percaya degan saya,” bangganya.
Sementara itu, pada publikasi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), keberadaan Tol Indramayu - Bandara Kertajati direncanakan pembangunannya pada 2025 sampai dengan 2029 mendatang.
Sekretaris Tim Pelaksana KPPIP, Suroto menegaskan, Bandara Kertajati saat ini belum optimal dalam operasional.
“Istilahnya bukan gagal, tapi belum termanfaatkan dengan optimal,” elaknya.
Dijelaskan Suroto, Bandara Kertajati dikembangkan tahun 2013.
Baru beroperasi tahun 2018.
Sewaktu bandara sudah beroperasi, terkendala covid-19 yang dimulai tahun 2019 hingga tahun 2022.
Akibatnya untuk pengembangan bandara agak terhambat.
Suroto juga tak menampik mengenai Bandara Kertajati yang terintegrasi dengan proyek atau pengembangan wilayah seperti Tol Cisumdawu, Rebana dan lainnya belum selesai.
Bandara Kertajati memerlukan waktu untuk dapat lebih optimal dalam hal pemanfaatannya.