Terang dia, para pelajar antusias mengikuti kegiatan tersebut. Sebab sejak pagi dari sekolah anak-anak sudah mempersiapkan tanda kasih untuk teman-temannya di sini.
"Mereka membawa tasnya dan berjalan kaki di sini. Dan sampai lokasi disambut teman-teman dari Pontren Sabilul Huda. Mereka lalu bergandengan bersama kemudian melakukan permainan bersama dan makan bareng, karena kita bersaudara," terangnya.
Beber dia, tujuan dari kegiatan ini adalah menanamkan kepada para pelajar nahwa anak Indonesia itu harus memiliki jiwa persaudaraan tanpa mengenal perbedaan.
"Kami sekolah Katolik, dan kami bisa bersama-sama dengan teman-teman muslim, serta bergandengan bersama. Perbedaan itu indah jika kita saling memahami satu sama lain," bebernya.
BACA JUGA:Hari ini Kanal Panama Mulai Beroperasi di Masa Lalu
Dia menambahkan, kegiatan ini adalah kunjungan pertama ke pesantren dan akan dijadikan agenda rutin karena sekolahnya adalah sekolah heterogen.
"Semua suku dan agama ada di sekolah kita. Kita tentu akan melanjutkan menjadi program rutin kegiatan ini," tambahnya.
Sementara itu Ustadz Mohammad Al-Faruq, salah satu pengajar Pondok Pesantren Sabilul Huda mengaku merasa senang dan bahagia ada kegiatan tersebut.
"Alhamdulillah ini dalam rangka ukhuwah wathaniyah, menjalin persaudaraan sesama anak bangsa. Kami kedatangan tamu dari sahabat kita dari SD Yos Sudarso, Alhamdulillah kami sangat berbahagia sekali," tuturnya.
Harapan kedepan kegiatan seperti ini bisa berlanjut dalam rangka menjaga NKRI. "Kegiatan seperti ini sangat penting ditanamkan kepada para santri karena jiwa nasionalis itu sama dengan cinta kepada negara adalah sebagian daripada iman," jelasnya.
Para pelajar SD Yos Sudarso pun mengaku antusias mengikuti kegiatan tersebut. Selain menambah teman, juga saling toleransi antar agama.
"Saya merasa senang sekali karena bisa berkenalan dengan teman-teman pesantren serta bisa menyaksikan lintas musik kesenian. Kami juga makan siang bersama di sini. Ini baru pertama kali dan perasaan saya senang sekali. Karena menambah teman dan bisa saling toleransi antar agama serta suku juga," tukas Tegar Andrian Putra Wijaya (12), pelajar kelas VI SD Yos Sudarso.