Keberanian melawan DPR membuat publik puas. Sebab sudah jadi pengetahuan umum kalau banyak anggota DPR terkait kasus korupsi. Itu sangat mengecewakan publik Indonesia.
Keberanian Dahlan Iskan melawan DPR menjadi obat muak publik yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Publik berharap Dahlan Iskan benar-benar bisa menjadi presiden setelah menang dari konvensi Partai Demokrat.
Kisah Lucu Pilpres 2014 pun terjadi. Partai Demokrat batal mengusung Dahlan Iskan sebagai calon presiden.
Alasannya karena raihan suara Partai Demokrat yang jeblok. Tidak mampu meraih suara 20% kursi parlemen sebagai syarat mencalonkan tanpa koalisi dengan partai lain.
Demokrat seperti kena mental atas gagalnya meraih suara besar. Sehingga ketika ada dua calon Presiden dan Wakil Presiden yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, partai berlambang mirip Mercy ini memilih netral.
Namun akhirnya pada 30 Juni 2014 Partai Demokrat menjatuhkan pilihan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Relawan Dahlan Iskan marah dan kecewa dengan sikap Partai Demokrat. Mereka pun mendorong Dahlan Iskan mengambil langkah politik.
Ada yang ingin agar Dahlan Iskan membawa gerbong relawannya mendukung Joko Widodo-Jusif Kalla.
Relawan lainnya mendorong Dahlan Iskan merwpat ke Prabowo-Hatta Rajasa. Akhirnya Dahlan Iskan menentukan sikap mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Dia bawa relawannya untuk deklarasikan dukungan ke Jokowi-Jusuf Kalla di Sentul Bogor Jawa Barat.
Relawan Dahlan Iskan akhirnya terpecah. Ada yang manut ikut mendukung Jokowi-Jusuf Kalla.
Relawan lainnya memilih memberikan dukungan ke Prabowo Subianto-Jusuf Kalla.
“Arus ke Jokowi tidak bisa dibendung lagi. Kita ikut arus besar itu,” alasan Dahlan Iskan tentang keputusannya.
Dahlan berharap jika Jokowi menang gagasan-gagasan dirinya untuk Indonesia cepat maju bisa diakomodir. Diantaranya membangun pabrik mobil listrik.