Bagi Robby Darwis ketahanan fisik yang bagus menjadi modal untuk seorang pemain bertanding di lapangan. Soal teknik, itu akan ”mengikutinya”.
Hari demi hari Robby Darwis giat berlatih. Namun begitu, dia belum dapat posisi bermain.
”Saya waktu itu belum dapat posisi,” ujarnya.
”Pokoknya disuruh latihan we... latihan yang rajin,” ujar Si Bima, julukannya.
Dari Lembang, kata Robby Darwis, saat itu sudah ada seniornya, Ade Mulyono, yang lebih dulu bermain untuk Persib.
”Dia senior,” ujar Robby Darwis yang pernah menekel keras Shin Tae Yong, pelatih timnas Indonesia saat ini. Saat itu masih aktif bermain.
Kemudian, saat Robby Darwis masuk tim senior Persib, dia pun bermain bersama Ade Mulyono.
Pelatih unik Persib Marek Janota sukses membangun fondasi Persib hingga menjadikan The Dream Team Persib 80-an.
Karena selepas ditinggal Marek Janota, para pemain binaannya adalah pemain utama di tim Persib yang menjadi juara Kompetisi Perserikatan 1986, juara Piala Hassanal Bolkiah 1986 hingga gelar lainnya.
Termasuk menjadikan Robby Darwis menjadi pemain hebat di Persib dan timnas Indonesia.
Pencapaian Persib di timnas Indonesia sungguh luar biasa. Dia adalah peraih 2 medali emas SEA Games.
Sampai saat ini belum ada pemain Persib yang meraih 2 medali emas SEA Games seperti Robby Darwis.
Robby Darwis meraih medali emas SEA Games di SEA Games 1987 dan SEA Games 1991.
Bahkan, jika tidak dilarang tampil di SEA Games 1989, bukan tak mungkin Robby Darwis bisa membawa timnas Indonesia meraih medali emas cabang sepakbola lagi.
Namun siapa sangka, pemain ikonik dengan salah satu ucapannya saat akan menendang tendangan bebas itu, ”halik ku aing” atau ”biar sama saya saja itu” ini sejak kecil Robby Darwis tak menyangka jadi kapten Persib dan Timnas Indonesia.
”Saya gak kebayang jadi kapten Persib, kapten tim nasional,” ujar Robby Darwis yang menjadi kapten The Dream Team Persib saat juara Piala Perserikatan 1993/1994 dan Liga Indonesia 1994/1995 ini.