JK Ungkap Pola Politik Berbahaya di Masa Kepemimpinan Indonesia
RADARTASIK.COM - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) berbicara mengenai sistem politik Indonesia kepada anak muda.
Menurut JK, sistem pemerintahan akan berjalan secara demokratis pada 10 tahun pertama kepemimpinan seorang presiden.
Ia mengingatkan akan masa lalu ketika zaman pemerintahan Pak Harto, dimana demokrasi juga berjalan dengan baik di awal kepemimpinan.
BACA JUGA: Kenapa Levy Madinda Berani Hadapi Tekanan Bobotoh Persib? Ini Jawabannya yang Mencengangkan
Selama 10 tahun pertama masa kepemimpinan Soeharto, sistem demokrasi berjalan dengan baik, namun kemudian berubah menjadi otoriter.
JK pun melihat adanya kecenderungan pemerintahan saat ini menuju arah yang sama.
JK menyoroti tentang batas masa jabatan presiden yang hanya dua periode atau 10 tahun.
Menurutnya, batasan ini adalah salah satu cara untuk menghindari pemerintahan yang otoriter.
BACA JUGA: Ini Pengakuan Mahasiswi Pembuang Bayi di Irigasi Sukarame, Tasikmalaya
Setiap 10 tahun, berbagai masalah mungkin akan muncul, dan inilah sebabnya mengapa UUD membatasi presiden dan wakil presiden hanya boleh menjabat dua kali, tidak lebih.
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir potensi terjadinya pemerintahan yang terlalu berkuasa.
Dalam seminar 'Anak Muda untuk Politik', JK menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan politik di Indonesia dari masa ke masa.
Ia memberikan contoh masa kepemimpinan Pak Harto, dimana sistem demokrasi awalnya berjalan baik, namun kemudian berubah menjadi otoriter setelah 10 tahun berkuasa.
BACA JUGA: 6 Provinsi di Pulau Jawa dengan Jumlah Mahasiswa Universitas Negeri PTN PTS dan Swasta Terbanyak