“Akal yang membuat kita berpikir yang letaknya di dalam kepala kita itulah batasan alam semesta,” kata Abu Nawas.
“Aku masih belum mengerti Abu Nawas,” kata baginda raja.
“Akal dan pikiran manusia itu sangat terbatas kemampuannya. Jadi kemampuannya tidak akan mungkin menembus hal-hal yang tak terbatas dari ciptaan Tuhan,” jelas Abu Nawas.
“Maka batasan alam semesta ada di terbatasnya akal dan pikiran kita untuk memikirkannya,” tandas Abu Nawas.
“Kalau tuanku memaksakannya, hemat hamba hanya akan membuang waktu tuanku saja. Sampai ajal menjemput tidak akan tuntas,” tukik Abu Nawas.
“Sebaiknya, tuanku lebih fokus memikirkan amanat kekuasaan yang sedang diemban saat ini.”
“Yakni lebih memakai akal dan pikiran tuanku untuk mengurus rakyat agar lebih baik kehidupannya. Lebih soleh perilakunya. Sebab itu semua akan jadi pertanggungjawaban tuanku di hari yang tidak ada batasannya kelak,” tegas Abu Nawas.
Baginda Raja Harun Al Rasyid tertegun mendengar apa yang dijelaskan Abu Nawas. Terdiam cukup lama sehingga suasana istana jadi hening.
Para menteri dan pembesar istana tersipu-sipu. Mereka tertunduk dalam diamnya.
Mereka serasa tertampar dengan apa yang Abu Nawas utarakan.
Selama ini lebih fokus mengurus kepentingan jabatannya, kekuasaannya, dan kekayaannya saja.
Lupa dengan amanat kekuasaan dan jabatan untuk berkhidmat kepada rakyat.
“Kamu benar Abu Nawas. Tidak salah aku menjadikanmu penasehat pribadi. Terima kasih sudah mengingatkan aku dan juga para menteri dan pembesar kerajaan ini,” Akhirnya Baginda Raja Harun Al Rasyid buka suara.
Abu Nawas seperti biasa, mendapatkan hadiah yang banyak dari baginda raja karena jawabannya yang cerdasan itu. Klik di sini untuk membaca cerita lainnya.
Cerita ini sudah dimuat juga di Sumeks.co dengan judul Jawaban Cerdas Abu Nawas Bikin Raja Manggut-Manggut, Banyak Mana Ikan di Laut atau Bintang di Langit.