Cheka mencontohkan, dalam program yang telah diterapkan dalam penanganan stunting di wilayahnya ini hanya diberikan makanan berupa telur dan lainnya.
"Nah telur ini kan belum tentu dia masak. Karena dia memasaknya harus pakai gas dan belum tentu si penerima punya gasnya. Makanya sekarang sudah dalam bentuk makanan yang siap di makan. Siap saji dan dikawal oleh ahli gizi," terangnya.
Beber Cheka, program ini ditingkatkan pihaknya untuk memastikan gizi penderita stunting benar-benar terpenuhi agar tak stunting.
BACA JUGA:Jalan Sewaka Kota Tasikmalaya Bakal Ramai, Exit Tol Getaci Menuju Pusat Kota
"Insya Allah kita coba mainkan lagi levelnya, tak hanya si ASN bertanggungjawab menyerahkan bahan makanan, tapi makanannya terpenuhi selama 3 bulan," bebernya.
Mekanismenya, tambah dia, nanti saat diaplikasikan bisa diantar atau datang ke dapur. Dari 10 kecamatan akan dilakukan uji coba nanti di 3 kecamatan dulu.
"Yaitu di Kawalu, Mangkubumi dan Cipedes. Kedepan akan di seluruh tempat agar lebih banyak lagi dapur-dapurnya,"tambahnya.
Jelas Cheka, Dandim 0612/Tasikmalaya secara khusus akan membantu di dapur-dapur ini. TNI akan siap membantu proses di dapur maupun proses pengantaran.
BACA JUGA:Crosser Astra Honda, Delvintor Alfarizi Siap Taklukan Tantangan di MXGP Belgia
"Jumlah stunting existing kemarin sekitar 5000-an kalau ga salah, nanti dicek lagi. Karena yang kita pastikan dulu yang Baduta, di bawah dua tahun. Kenapa Baduta karena lebih gampang di-treatment agar tak stunting," jelasnya.
Tukas dia, fokus pihaknya saat ini penanganan 1730 anak stunting yang masuk dibadutan dengan One ASN One Stunting dan sudah berkurang 845 anak stunting dibadutan per hari ini.
Sekadar diketahui, stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
Angka stunting di Kota Tasikmalaya sampai dengan bulan Mei 2023 adalah 12, 22 persen menurut E-PPGBM dan 22,4 persen menurut SSGI.
BACA JUGA:Pengakuan Kiper Dewa United Mengejutkan Soal Liga Indonesia, Ada Hubungannya dengan Malvin Platje
Dalam upaya percepatan penurunan stunting yang efektif dan efisien, Pemkot Tasikmalaya telah melaksanakan 8 aksi konvergensi atau aksi integrasi pada tahun 2022 dan merencanakan aksi di tahun 2024.
Hal itu sesuai dengan target Presiden Jokowi bahwa di tahun 2024 prevalensi stuning secara nasional harus mencapai 14 persen.