Setelah itu peserta workshop diberi waktu untuk mengeksplorasi kemampuannya untuk samaph diolah jadi lukisan indah.
“Bumi ini hrus dicintai melalui keindahan, mungkin salah satu caranya yaitu degan cara menanam pohon setiap hari."
"Dengan menanam pohon udara akan menjadi lebih sejuk, burung-burung akn datang dan dapat menyimpan air,” tutur Iwan pelukis senior di ota Tasikmalaya yang juga murid dari Maestro Seni Lukis (Alm) Affandi.
Rukmini Yusuf, putri Maestro Seni Lukis (Alm) Affandi menuturkan bahwa melukis itu harus diawali dengan kesadaran yang muncul dari hati.
Melukis tidak bisa dipaksa, tapi harus muncul dari keinginan sendiri untuk bisa menghasilkan karya yang indah.
Rukmini juga memberikan apresiasi terhadap para pelukis di Kota Tasikmalaya yang menyelenggarakan workshop dengn tem “Seni untuk Lingkungan” dimana sampah diolah jadi lukisan indah.
“Saya memberikan support untuk para seniman lukis di Kota Tasik, karena kita tidak bisa menutup mata bahwa orang masih menanggap menjadi seniman itu tidak menjanjikan dari segi materi."
"Padahal seni itu angkat dibutuhkan. Berbagai hal ada sentuhan seni akan terasa indah dan nyaman."
"Contohnya rumah ini (Rumah pelukis Iwan Koeswanna, red) terasa indah dan nyaman karena ada sentuhan seninya,” ungkap Rukmini Yusuf, yang juga istri Wali Kota Tasikmalaya periode 2021-2022 H.M. Yusuf ini.
Dalam workshop “Seni untuk Lingkungan” hadir juga Bode Riswandi Ketua DKKT Kota Tasikmalaya, yang ikut serta melukis dengan sampah diolah jadi lukisan indah.
Melalui workshop ini, DKKT berkolaborasi dengan para pelukis Kota Tasikmalaya bagaimana dapat turut membantu untuk mengolah sampah agar bisa menjadi sebuah karya seni yang indah.
Hasil dari workshop akan dipamerkan dalam beberapa waktu ke depan untuk diperkenalkan kepada masyarakat umum oleh DKKT.